MAKALAH TERAPI BAHAN ALAMPANAX GINSENG BAB IPENDAHULUAN Tanaman obat adalah

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM

PANAX GINSENG

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Tanaman obat adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat untuk memerangi penyakit. Tanaman obat berasal dari zat kimia yang sebelumnya belum diketahuidengan efek terapi yang potensial. Penggunaan tanaman obat merupakan hal yang sangat tradisional. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa lebih dari 75% dari populasi dunia masih mengandalkan obat-obatan yang berasal dari tanaman. Obat  herbal diminati di negara maju sertanegara-negara berkembang sebagai perawatan kesehatan primer karena memiliki aktivitas obat biologis yang luas, keamanannya tinggi, biayanya murah(1).

Panax ginseng termasuk dalam famili Araliaceae. Panaxberasal dari kata Latin yaitu obat mujarab, yang mengacu pada sejarah untuk penggunaan berbagai kondisi. Panaxginsengditemukan diseluruh AsiaTimur danRussia.Panax banyak dibudidayakandi Korea, Cina, danJepanguntuk ekspor dandigunakan sebagaiobatherbal.Panax ginseng digunakan secara medis sejak ribuan tahun di Cina,Korea, dan Jepang. Ginseng dikenal sebagai adaptogen dan restoratiftonik yang banyak digunakan dalam pengobatan traditional cina danWestern herbal preparations. Panax ginseng dapat digunakan untuk mengatasiketidaksuburan, penyakit hati, amnesia, piek, menopause, dandisfungsi ereksi. Panax terdisi dari beberapa spesies namun yang paling banyak digunakan yaitu Panax ginseng dan Panaxquinquefolius. Panax ginseng merupakan spesies yang paling banyak ditelitidan banyak digunakan. Panax digunakan sebagai pengobatan  letih dan lesu(1,2).

Kandungan zat aktif yang utama pada Panax ginseng yaitu ginsenosides, berasal dari  triterpene saponin. Ginseng digunakan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan mengurangikelelahan, meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stres, danmeningkatkan konsentrasi. Hal ini juga digunakan untuk anemia, diabetes,gastritis, neurasthenia, disfungsi ereksi, impotensi dan kesuburan laki-laki, demam, mabuk, dan asma. Panax ginseng juga digunakanuntuk gangguan perdarahan, kehilangan nafsu makan, muntah, radang usus besar,disentri, kanker, insomnia, neuralgia, rematik, pusing,sakit kepala, kejang, gangguan kehamilan dan persalinan,hot flashes karena menopause, dan memperlambat proses penuaan(3).

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  1. KLASIFIKASI TANAMAN

 

Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi          : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas                     : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas              : Rosidae

Ordo                      : Apiales

Famili                    : Araliaceae

Genus                    : Panax

Spesies                  : Panax ginseng L.

Panaxginseng memiliki karakteristik tanaman berupa daunabadi yang membentuk lima jari, bunga kecil putih, buah merah, dan akar coklat kekuningan.AkarPanaxginsengberstrukturtebalyang menyerupaibentuk seperti manusia. Tanaman ini memiliki batang bercabang, tinggi tanaman 20 – 40cm. Biasanya, tigadaun majemukyang diproduksi, masing-masing denganliman bergerigi(runcing danbergigi) selebaran. Bunga-bungakecildiproduksidalam satubola sepertiklaster,dimanatangkai daunmemenuhibatang.Ada dua macam Panaxginseng, yaitu ginsengmerah danputih.Perbedaannyayaitumetode pengolahan, ginsengputihdiproduksidengan memanenakar dan dikeringkandi bawah sinar matahari. Sedangkanginsengmerahdikukussetelahdipanen dandikeringkan(1,4).

 

  1. IKLAN OBAT

 

 

 

  • Isi 60 kapsul/botol @350 mg
  • Harga: Rp.230.000,00
  • Dosis: 2×2 kapsul/hari
  • Cara konsumsi: ditelan
  • Anjuran: dikonsumsi setelah makan
  • Peringatan: tidak diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui

 

  1. EFEK FARMAKOLOGI

Panax ginseng mempengaruhi hipotalamus pituitary dan sistem kekebalan tubuh.Meningkatkan fagositosis karena terjadi peningkatan jumlah limfosit total dan sebagai aktivitas pembunuh sel alami.Penyebab vasodilatasi dikarenakan panax ginseng dapat meningkatkan sintesis nitrat oksida dalam endotelium paru-paru, jantung, dan ginjal dan dalam corpus cavernosum. Peningkatan sintesis NO dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)(5,6)

Panax ginseng diindikasikan memiliki aktivitas antisterilitas dengan meningkatkan jumlah sperma dan motilitas sehingga meningkatkan kesuburan pria. Panax ginseng dikatakan dapat mencegah kanker dengan penelitian panax ginseng dengan karsinogenesis, apoptosis, angiogenesis dan metastasis. Sejumlah penelitian telah mengevaluasi efek oral panax ginseng yang menunjukkan bahwa panax ginseng dapat membantu tubuh beradaptasi dengan kondisi yang tidak baik. Dengan mengkonsumsi panax ginseng sebelum paparan virus secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan produksi antibodi(1).

Studi RCT double blind menunjukkan bahwa ekstrak panax ginseng dapat mencegah pilek. Beberapa studi menemukan bahwa penggunaan panax ginseng dapat meningkatkan fungsi memori, perhatian dan konsentrasi. Studi RCT double blind plasebo controlled menunjukkan bahwa panax ginseng meningkatkan kapasitas aerobik pada individu yang tidak berolahraga, tetapi tidak memberikan efektivitas pada mereka yang melakukan latihan(1).

Dalam studi RCT double blind meneliti penggunaan panax ginseng pada pasien diabetes tipe 2 dengan parameter yang diukur meliputi kinerja fisik, mood, serum lipid, glukosa darah puasa, HbA1c, dan berat badan. Hasil menunjukkan bahwa panax ginseng dapat meningkatkan mood yang baik, meningkatkan kinerja fisik, mengurai glukosa darah puasa, dan perubahan tidak bermakna pada HbA1c sehingga dapat disimpulkan bahwa panax ginseng dapat digunakan sebagai adjuvant untuk diabetes tipe 2(1).

Panax ginseng memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mempengaruhi beberapa poin dalam inflamatory cascade termasuk penghambatan siklooksigenase 2 (COX-2), menginduksi sintesis nitrit oksida dan nuclear factor kappaβ(1).

 

  1. UJI KLINIS

Berdasarkan jurnal Ki-Chan Ha, Min-Gul Kim, Mi-Ra Oh dkk, penelitian klinis ini bertujuan untuk untuk membandingkan efek dari plasebo dan ekstrak panax ginseng. Efektivitas dari panax ginseng yaitu untuk mengurangi kejadian ILI (influenza) dan infeksi saluran nafas atas(7).

Jenis Jurnal yang digunakan adalah Randomized Control Trialdimana dilakukan randomisasi pada subjek uji yang sehat  yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi setelah 12 minggu mengkonsumsi panax ginseng dan plasebo.

  1. a.      Kriteria inklusinya :

–          Relawan sehat berusia 30 sampai 70 tahun

–          Memberikan persetujuan informed consent

  1. b.      Kriteria eksklusinya:

–          pasien denganInfluenza

–          Terinfeksi HIV dan pasien kanker

–          Penyakit jantung, penyakit neurologis atau kejiwaan, ginjal, kelainan paru dan hati

–          Infeksi saluran pernapasan atas dalam waktu dua minggu sebelum studi

–          Riwayat penyakit yang dapat mengganggu produk uji atau menghambat penyerapannya, seperti penyakit gastrointestinal (penyakit Crohn) atau operasi gastrointestinal (operasi caesum atau enterokel disertakan)

–          Penerima obat-obatan seperti obat imunosupresif, kortikosteroid, warfarin, phenalzine, pentobarbital, haloperidol, siklosporin

–          Alergi atau hipersensitif terhadap ginseng

–          Pengujian laboratorium, kondisi medis atau psikologis dianggap oleh peneliti untuk mengganggu partisipasi sukses dalam studi

–          Sejarah penyalahgunaan obat atau alkohol dalam 2 bulan sebelumnya

 

 

  1. INTERAKSI OBAT
  2. Interaksi dengan obat
    1. Panax ginseng dapat berinteraksi dengan imatinib. Panax ginseng menghambat CYP3A4 yang merupkan enzim utama yang terlibat dalam metabolisme imatinib.  Interaksi ini menyebabkan hepatotoksisitas.
    2. Panax ginseng memblok efek analgesik dari opioid. Saponin dari panax ginseng memiliki aktivitas agonis terhadap reseptor peptida opioid.
    3. Pemberian dengan insulin dan obat antidiabetes dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah. Karena efeknya saling bersinergisme yaitu menurunkan kadar gula darah.
    4. Pemberian dengan obat-obat yang dimetabolisme dihati dapat meningkatkan efek dan efek samping dari obat tersebut. Contohnya amitriptyline (Elavil), clozapine (Clozaril), kodein, desipramine (Norpramin), donepezil (Aricept), fentanyl (Duragesic), flecainide (Tambocor), fluoxetine (Prozac), meperidin (Demerol) , metadon (Dolophine), metoprolol (Lopressor, Toprol XL), olanzapine (Zyprexa), ondansetron (Zofran), tramadol (Ultram), trazodone (Desyrel), dan lain-lain.
    5. Pemberian dengan obat antikoagulan dapat menyebabkan pendarahan karena efeknya saling bersinergisme. Contohnya warfarin, azathioprine (Imuran), basiliximab (Simulect), siklosporin (Neoral, Sandimmune), daclizumab (Zenapax), muromonab-CD3 (OKT3, Orthoclone OKT3), mycophenolate (Cellcept), tacrolimus (FK506, Prograf ), sirolimus (Rapamune), prednison (Deltasone, Orasone), kortikosteroid (glukokortikoid), dan lain-lain(1,6).
    6. Interaksi dengan herbal lain
      1. Pemberian dengan obat herbal penurungula darah dapat menyebabkan kadar gula darah semakin menurun. Contohnya pare, jahe, rue kambing, fenugreek, kudzu, kulit pohon willow, dan lain-lain.
      2. Pemberian dengan jeruk pahit, ephedra dan country mallow dapat menyebabkan peningkatan irama jantung yang tidak teratur yang dapat mengancam jiwa.
      3. Interaksi dengan makanan
        1. Pemberian bersama alkohol dapat meningkatan proses pembersihan alkohol dari dalam darah.
        2. Pemberian bersama Kopi dan teh dapat mempercepat detak jantung dan memberikan rasa gelisah karena keduanya mengandung kafein(1,6).

 

 

  1. EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS

Panax ginseng memiliki toksisitas yang rendah. Efek samping dikaitkan dengan penggunaan pada dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang. Efek samping seperti hipertensi, mual, diare, sakit kepala, Mastalgia, insomnia, dan ruam kulit.Data toksisitas yang diperoleh menunjukkan pengobatan ginseng  memiliki toksisitas rendah. Toksisitas  LD50 dari akar ginseng pada tikus telah dilaporkan 10-30 g / kg(8) .

 

  1. DOSIS

Akar ginseng dapat dikunyah, atau diambil sebagai serbuk, ekstrak cair, rebusan, atau infus. Tingkat ginsenosides dapat bervariasi tergantung pada waktu dan seduhan jenis sediaan. Konsentrasi ginsenosida dapat bervariasi sekitar 64-77 persen.Persiapankasar1-2gkeringbubuk akar dapat diambil setiap harisampai tigabulan, menurut  rekomendasiKomisi Jerman. Sebuahrebusandapat dibuat denganmerebus 3-9gakar yang dikeringkan dalam720-960mLairselama 45menit. Ekstrakcairan(konsentrasi 1:2) dibuat dariakarmentahdidapatkan dosis1-6mLsehari.Sebuah infusdapat dibuat dengan menuangkan150-250mLair mendidih lebih dari1-2gakar, seduhan ditutup selama 10menit. DosisPanaxginsengekstrakstandar sampai 4persenginsenosidesadalah 200mg per hari, dibagidalam dosis, menghasilkan8ginsenosidesmg per hari. Laporan lainnya menyarankandosisjauh lebih tinggi dari80-240mgginsenosides sehari-harimungkindiperlukandalam beberapakasus. Pada pemakaian jangka pendek direkomendasikan dosis 0,5 – 2 gram akar kering per hari, dengan ginseng diambil dalam bentuk the atau dikunyah. Formula kapsul yang umumnya diberikan dalam dosis 100 sampai 600 mg per hari biasanya dalam dosis terbagi(8,9).

 

  1. FARMAKOKINETIKA

Penelitian terbarumendukung hipotesis bahwaginsenosidesyangdiaktifkanoleh bakteriusus melaluideglycosylationdanesterifikasiglikosidaProtopanaxadioldanprotopanaxatrioldiserap ke dalamdarah ataugetah bening dandiangkutuntuk menargetkanjaringanuntukesterifikasidenganstearat, oleat, atau asam lemakpalmitat.Transformasimenjadi metabolitginsenosida, M1(20Sprotopanaxadiol20-O-B-D-glucopyranoside) dan M4(20Sprotopanaxatriol)mempengaruhiekskresidan pemanfaatanmetabolit.Degradasi ginsenosides terjadi dalam saluran pencernaan manusia termasuk deglycosylation oleh asamdan bakteri usus.Ginsenosida Rg1 (jenis protopanaxatriol) menunjukkan T1/2 eliminasi sangat singkat yaitu 27 menit setelah pemberian intravena. Protopanaxadiol dan glikosida protopanaxatriol diserap ke dalam darah atau getah bening dan diangkut ke jaringan target untuk esterifikasi dengan stearat, oleat, atau asam lemak palmitat. Transformasi menjadi metabolit ginsenosida, M1 (20S-protopanaxadiol 20-O-B-D-glucopyranoside) dan M4 (20S-protopanaxatriol) mempengaruhi ekskresi dan  pemanfaatan metabolites. Konsentrasi Rg1 dan metabolit yang tinggi dalam darah, hati, empedu, subkutis, konjungtiva, dan epitel pada rongga mulut, kerongkongan, dan rongga hidung, konsentrasi rendah pada otot dan organ endokrin dan sangat rendah dalam otak. Rg1 juga dimetabolisasikan dengan cepat. Rg1 utuh diekskresikan dalam urin tikus dan kotoran dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi konsentrasi metabolit tinggi. Farmakokinetik Rg1 pada tikus juga bisa dijelaskan oleh model dua kompartemen(1,4,10).

BAB III

KESIMPULAN

            Panax ginseng merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat yang memiliki aktivitas vasodilator, antisterilitas, antiproliferatif, adaptogenik, pengobatan influenza, peningkatan kekuatan memori, peningkatan kinerja atlet, antidiabetik serta antiinflamasi. Panax ginseng memiliki beberapa interaksi dengan obat, herbal lain dan makanan. Panax ginseng memiliki efek samping seperti hipertensi, mual, diare, sakit kepala, mastalgia, insomnia, dan ruam kulit serta data toksisitas yang diperoleh menunjukkan pengobatan ginseng  memiliki toksisitas rendah.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Lakshmi T, Anitha Roy,  Geetha R.V, Panax Ginseng A Universal Panacea In The Herbal Medicine With Diverse Pharmacological Spectrum –A Review, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, Vol. 4, Suppl 1, 2011
  2. Ji Young Kim, Ju Yeon Park, Hee Jung Kang, Oh Yoen Kim and Jong Ho Lee., Beneficial effects of Korean red ginseng onlymphocyte DNA damage, antioxidant enzyme activity, and LDL oxidation in healthy participants: a randomized, double-blind, placebo-controlled trial, Nutrition Journal, 2012
  3. David Kiefer, M.D., and Traci Pantuso, B.S., Panax Ginseng, American Family Physician , Vol 68 (8), 2003, 1539-1542
  4. Yang Ling, Liu Yong and Liu Chang-Xiao, Metabolism and pharmacokinetics of ginsenosides, Asian Journal of Pharmacodynamics and Pharmacokinetics ,  ISSN 1608-2281, Vol 6(2), 2006, 103-120
  5. Norman  Gillis, Panax  ginseng Pharmacology:  A  Nitric  Oxide  Link?, Biochemical  Pharmacology,  Vol.  54, pp 1-8, 1997
  6. Ernst, Edzard, Panax ginseng: An Overview of the Clinical Evidence, Journal Of Ginseng Research, Vol. 34, No. 4, 2010,  259-263
  7. Ki-Chan Hal et al, A Placebo-Controlled Trial Of Korean Red GinsengExtract For Preventing Influenza-Like Illness In Healthy Adults,BMC Complementary and Alternative Medicine, 2012
  8. Gadkariem, E. A, R. M. Al-Ashban, L.B. Babikir And H.I. Al-Joher, Toxicity Study Of Korean Ginseng Herbal Medicine, Research Journal Of Pharmacology,  Vol 4: 86-90, 2010
  9. Anonim, Panax ginseng, Alternative Medicine Review, Volume 14 Number 2, 2009
  10. Blumenthal M, The ABC Clinical Guide to Herbs. New York, NY: Theime:211-225,2003

 

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAMPANAX GINSENG BAB IPENDAHULUAN Tanaman obat adalah

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM

PANAX GINSENG

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

Tanaman obat adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat untuk memerangi penyakit. Tanaman obat berasal dari zat kimia yang sebelumnya belum diketahuidengan efek terapi yang potensial. Penggunaan tanaman obat merupakan hal yang sangat tradisional. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa lebih dari 75% dari populasi dunia masih mengandalkan obat-obatan yang berasal dari tanaman. Obat  herbal diminati di negara maju sertanegara-negara berkembang sebagai perawatan kesehatan primer karena memiliki aktivitas obat biologis yang luas, keamanannya tinggi, biayanya murah(1).

Panax ginseng termasuk dalam famili Araliaceae. Panaxberasal dari kata Latin yaitu obat mujarab, yang mengacu pada sejarah untuk penggunaan berbagai kondisi. Panaxginsengditemukan diseluruh AsiaTimur danRussia.Panax banyak dibudidayakandi Korea, Cina, danJepanguntuk ekspor dandigunakan sebagaiobatherbal.Panax ginseng digunakan secara medis sejak ribuan tahun di Cina,Korea, dan Jepang. Ginseng dikenal sebagai adaptogen dan restoratiftonik yang banyak digunakan dalam pengobatan traditional cina danWestern herbal preparations. Panax ginseng dapat digunakan untuk mengatasiketidaksuburan, penyakit hati, amnesia, piek, menopause, dandisfungsi ereksi. Panax terdisi dari beberapa spesies namun yang paling banyak digunakan yaitu Panax ginseng dan Panaxquinquefolius. Panax ginseng merupakan spesies yang paling banyak ditelitidan banyak digunakan. Panax digunakan sebagai pengobatan  letih dan lesu(1,2).

Kandungan zat aktif yang utama pada Panax ginseng yaitu ginsenosides, berasal dari  triterpene saponin. Ginseng digunakan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan mengurangikelelahan, meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stres, danmeningkatkan konsentrasi. Hal ini juga digunakan untuk anemia, diabetes,gastritis, neurasthenia, disfungsi ereksi, impotensi dan kesuburan laki-laki, demam, mabuk, dan asma. Panax ginseng juga digunakanuntuk gangguan perdarahan, kehilangan nafsu makan, muntah, radang usus besar,disentri, kanker, insomnia, neuralgia, rematik, pusing,sakit kepala, kejang, gangguan kehamilan dan persalinan,hot flashes karena menopause, dan memperlambat proses penuaan(3).

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  1. KLASIFIKASI TANAMAN

 

Kingdom               : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom          : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi          : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas                     : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas              : Rosidae

Ordo                      : Apiales

Famili                    : Araliaceae

Genus                    : Panax

Spesies                  : Panax ginseng L.

Panaxginseng memiliki karakteristik tanaman berupa daunabadi yang membentuk lima jari, bunga kecil putih, buah merah, dan akar coklat kekuningan.AkarPanaxginsengberstrukturtebalyang menyerupaibentuk seperti manusia. Tanaman ini memiliki batang bercabang, tinggi tanaman 20 – 40cm. Biasanya, tigadaun majemukyang diproduksi, masing-masing denganliman bergerigi(runcing danbergigi) selebaran. Bunga-bungakecildiproduksidalam satubola sepertiklaster,dimanatangkai daunmemenuhibatang.Ada dua macam Panaxginseng, yaitu ginsengmerah danputih.Perbedaannyayaitumetode pengolahan, ginsengputihdiproduksidengan memanenakar dan dikeringkandi bawah sinar matahari. Sedangkanginsengmerahdikukussetelahdipanen dandikeringkan(1,4).

 

  1. IKLAN OBAT

 

 

 

  • Isi 60 kapsul/botol @350 mg
  • Harga: Rp.230.000,00
  • Dosis: 2×2 kapsul/hari
  • Cara konsumsi: ditelan
  • Anjuran: dikonsumsi setelah makan
  • Peringatan: tidak diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui

 

  1. EFEK FARMAKOLOGI

Panax ginseng mempengaruhi hipotalamus pituitary dan sistem kekebalan tubuh.Meningkatkan fagositosis karena terjadi peningkatan jumlah limfosit total dan sebagai aktivitas pembunuh sel alami.Penyebab vasodilatasi dikarenakan panax ginseng dapat meningkatkan sintesis nitrat oksida dalam endotelium paru-paru, jantung, dan ginjal dan dalam corpus cavernosum. Peningkatan sintesis NO dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)(5,6)

Panax ginseng diindikasikan memiliki aktivitas antisterilitas dengan meningkatkan jumlah sperma dan motilitas sehingga meningkatkan kesuburan pria. Panax ginseng dikatakan dapat mencegah kanker dengan penelitian panax ginseng dengan karsinogenesis, apoptosis, angiogenesis dan metastasis. Sejumlah penelitian telah mengevaluasi efek oral panax ginseng yang menunjukkan bahwa panax ginseng dapat membantu tubuh beradaptasi dengan kondisi yang tidak baik. Dengan mengkonsumsi panax ginseng sebelum paparan virus secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan produksi antibodi(1).

Studi RCT double blind menunjukkan bahwa ekstrak panax ginseng dapat mencegah pilek. Beberapa studi menemukan bahwa penggunaan panax ginseng dapat meningkatkan fungsi memori, perhatian dan konsentrasi. Studi RCT double blind plasebo controlled menunjukkan bahwa panax ginseng meningkatkan kapasitas aerobik pada individu yang tidak berolahraga, tetapi tidak memberikan efektivitas pada mereka yang melakukan latihan(1).

Dalam studi RCT double blind meneliti penggunaan panax ginseng pada pasien diabetes tipe 2 dengan parameter yang diukur meliputi kinerja fisik, mood, serum lipid, glukosa darah puasa, HbA1c, dan berat badan. Hasil menunjukkan bahwa panax ginseng dapat meningkatkan mood yang baik, meningkatkan kinerja fisik, mengurai glukosa darah puasa, dan perubahan tidak bermakna pada HbA1c sehingga dapat disimpulkan bahwa panax ginseng dapat digunakan sebagai adjuvant untuk diabetes tipe 2(1).

Panax ginseng memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mempengaruhi beberapa poin dalam inflamatory cascade termasuk penghambatan siklooksigenase 2 (COX-2), menginduksi sintesis nitrit oksida dan nuclear factor kappaβ(1).

 

  1. UJI KLINIS

Berdasarkan jurnal Ki-Chan Ha, Min-Gul Kim, Mi-Ra Oh dkk, penelitian klinis ini bertujuan untuk untuk membandingkan efek dari plasebo dan ekstrak panax ginseng. Efektivitas dari panax ginseng yaitu untuk mengurangi kejadian ILI (influenza) dan infeksi saluran nafas atas(7).

Jenis Jurnal yang digunakan adalah Randomized Control Trialdimana dilakukan randomisasi pada subjek uji yang sehat  yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi setelah 12 minggu mengkonsumsi panax ginseng dan plasebo.

  1. a.      Kriteria inklusinya :

–          Relawan sehat berusia 30 sampai 70 tahun

–          Memberikan persetujuan informed consent

  1. b.      Kriteria eksklusinya:

–          pasien denganInfluenza

–          Terinfeksi HIV dan pasien kanker

–          Penyakit jantung, penyakit neurologis atau kejiwaan, ginjal, kelainan paru dan hati

–          Infeksi saluran pernapasan atas dalam waktu dua minggu sebelum studi

–          Riwayat penyakit yang dapat mengganggu produk uji atau menghambat penyerapannya, seperti penyakit gastrointestinal (penyakit Crohn) atau operasi gastrointestinal (operasi caesum atau enterokel disertakan)

–          Penerima obat-obatan seperti obat imunosupresif, kortikosteroid, warfarin, phenalzine, pentobarbital, haloperidol, siklosporin

–          Alergi atau hipersensitif terhadap ginseng

–          Pengujian laboratorium, kondisi medis atau psikologis dianggap oleh peneliti untuk mengganggu partisipasi sukses dalam studi

–          Sejarah penyalahgunaan obat atau alkohol dalam 2 bulan sebelumnya

 

 

  1. INTERAKSI OBAT
  2. Interaksi dengan obat
    1. Panax ginseng dapat berinteraksi dengan imatinib. Panax ginseng menghambat CYP3A4 yang merupkan enzim utama yang terlibat dalam metabolisme imatinib.  Interaksi ini menyebabkan hepatotoksisitas.
    2. Panax ginseng memblok efek analgesik dari opioid. Saponin dari panax ginseng memiliki aktivitas agonis terhadap reseptor peptida opioid.
    3. Pemberian dengan insulin dan obat antidiabetes dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah. Karena efeknya saling bersinergisme yaitu menurunkan kadar gula darah.
    4. Pemberian dengan obat-obat yang dimetabolisme dihati dapat meningkatkan efek dan efek samping dari obat tersebut. Contohnya amitriptyline (Elavil), clozapine (Clozaril), kodein, desipramine (Norpramin), donepezil (Aricept), fentanyl (Duragesic), flecainide (Tambocor), fluoxetine (Prozac), meperidin (Demerol) , metadon (Dolophine), metoprolol (Lopressor, Toprol XL), olanzapine (Zyprexa), ondansetron (Zofran), tramadol (Ultram), trazodone (Desyrel), dan lain-lain.
    5. Pemberian dengan obat antikoagulan dapat menyebabkan pendarahan karena efeknya saling bersinergisme. Contohnya warfarin, azathioprine (Imuran), basiliximab (Simulect), siklosporin (Neoral, Sandimmune), daclizumab (Zenapax), muromonab-CD3 (OKT3, Orthoclone OKT3), mycophenolate (Cellcept), tacrolimus (FK506, Prograf ), sirolimus (Rapamune), prednison (Deltasone, Orasone), kortikosteroid (glukokortikoid), dan lain-lain(1,6).
    6. Interaksi dengan herbal lain
      1. Pemberian dengan obat herbal penurungula darah dapat menyebabkan kadar gula darah semakin menurun. Contohnya pare, jahe, rue kambing, fenugreek, kudzu, kulit pohon willow, dan lain-lain.
      2. Pemberian dengan jeruk pahit, ephedra dan country mallow dapat menyebabkan peningkatan irama jantung yang tidak teratur yang dapat mengancam jiwa.
      3. Interaksi dengan makanan
        1. Pemberian bersama alkohol dapat meningkatan proses pembersihan alkohol dari dalam darah.
        2. Pemberian bersama Kopi dan teh dapat mempercepat detak jantung dan memberikan rasa gelisah karena keduanya mengandung kafein(1,6).

 

 

  1. EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS

Panax ginseng memiliki toksisitas yang rendah. Efek samping dikaitkan dengan penggunaan pada dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang. Efek samping seperti hipertensi, mual, diare, sakit kepala, Mastalgia, insomnia, dan ruam kulit.Data toksisitas yang diperoleh menunjukkan pengobatan ginseng  memiliki toksisitas rendah. Toksisitas  LD50 dari akar ginseng pada tikus telah dilaporkan 10-30 g / kg(8) .

 

  1. DOSIS

Akar ginseng dapat dikunyah, atau diambil sebagai serbuk, ekstrak cair, rebusan, atau infus. Tingkat ginsenosides dapat bervariasi tergantung pada waktu dan seduhan jenis sediaan. Konsentrasi ginsenosida dapat bervariasi sekitar 64-77 persen.Persiapankasar1-2gkeringbubuk akar dapat diambil setiap harisampai tigabulan, menurut  rekomendasiKomisi Jerman. Sebuahrebusandapat dibuat denganmerebus 3-9gakar yang dikeringkan dalam720-960mLairselama 45menit. Ekstrakcairan(konsentrasi 1:2) dibuat dariakarmentahdidapatkan dosis1-6mLsehari.Sebuah infusdapat dibuat dengan menuangkan150-250mLair mendidih lebih dari1-2gakar, seduhan ditutup selama 10menit. DosisPanaxginsengekstrakstandar sampai 4persenginsenosidesadalah 200mg per hari, dibagidalam dosis, menghasilkan8ginsenosidesmg per hari. Laporan lainnya menyarankandosisjauh lebih tinggi dari80-240mgginsenosides sehari-harimungkindiperlukandalam beberapakasus. Pada pemakaian jangka pendek direkomendasikan dosis 0,5 – 2 gram akar kering per hari, dengan ginseng diambil dalam bentuk the atau dikunyah. Formula kapsul yang umumnya diberikan dalam dosis 100 sampai 600 mg per hari biasanya dalam dosis terbagi(8,9).

 

  1. FARMAKOKINETIKA

Penelitian terbarumendukung hipotesis bahwaginsenosidesyangdiaktifkanoleh bakteriusus melaluideglycosylationdanesterifikasiglikosidaProtopanaxadioldanprotopanaxatrioldiserap ke dalamdarah ataugetah bening dandiangkutuntuk menargetkanjaringanuntukesterifikasidenganstearat, oleat, atau asam lemakpalmitat.Transformasimenjadi metabolitginsenosida, M1(20Sprotopanaxadiol20-O-B-D-glucopyranoside) dan M4(20Sprotopanaxatriol)mempengaruhiekskresidan pemanfaatanmetabolit.Degradasi ginsenosides terjadi dalam saluran pencernaan manusia termasuk deglycosylation oleh asamdan bakteri usus.Ginsenosida Rg1 (jenis protopanaxatriol) menunjukkan T1/2 eliminasi sangat singkat yaitu 27 menit setelah pemberian intravena. Protopanaxadiol dan glikosida protopanaxatriol diserap ke dalam darah atau getah bening dan diangkut ke jaringan target untuk esterifikasi dengan stearat, oleat, atau asam lemak palmitat. Transformasi menjadi metabolit ginsenosida, M1 (20S-protopanaxadiol 20-O-B-D-glucopyranoside) dan M4 (20S-protopanaxatriol) mempengaruhi ekskresi dan  pemanfaatan metabolites. Konsentrasi Rg1 dan metabolit yang tinggi dalam darah, hati, empedu, subkutis, konjungtiva, dan epitel pada rongga mulut, kerongkongan, dan rongga hidung, konsentrasi rendah pada otot dan organ endokrin dan sangat rendah dalam otak. Rg1 juga dimetabolisasikan dengan cepat. Rg1 utuh diekskresikan dalam urin tikus dan kotoran dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi konsentrasi metabolit tinggi. Farmakokinetik Rg1 pada tikus juga bisa dijelaskan oleh model dua kompartemen(1,4,10).

BAB III

KESIMPULAN

            Panax ginseng merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat yang memiliki aktivitas vasodilator, antisterilitas, antiproliferatif, adaptogenik, pengobatan influenza, peningkatan kekuatan memori, peningkatan kinerja atlet, antidiabetik serta antiinflamasi. Panax ginseng memiliki beberapa interaksi dengan obat, herbal lain dan makanan. Panax ginseng memiliki efek samping seperti hipertensi, mual, diare, sakit kepala, mastalgia, insomnia, dan ruam kulit serta data toksisitas yang diperoleh menunjukkan pengobatan ginseng  memiliki toksisitas rendah.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Lakshmi T, Anitha Roy,  Geetha R.V, Panax Ginseng A Universal Panacea In The Herbal Medicine With Diverse Pharmacological Spectrum –A Review, Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, Vol. 4, Suppl 1, 2011
  2. Ji Young Kim, Ju Yeon Park, Hee Jung Kang, Oh Yoen Kim and Jong Ho Lee., Beneficial effects of Korean red ginseng onlymphocyte DNA damage, antioxidant enzyme activity, and LDL oxidation in healthy participants: a randomized, double-blind, placebo-controlled trial, Nutrition Journal, 2012
  3. David Kiefer, M.D., and Traci Pantuso, B.S., Panax Ginseng, American Family Physician , Vol 68 (8), 2003, 1539-1542
  4. Yang Ling, Liu Yong and Liu Chang-Xiao, Metabolism and pharmacokinetics of ginsenosides, Asian Journal of Pharmacodynamics and Pharmacokinetics ,  ISSN 1608-2281, Vol 6(2), 2006, 103-120
  5. Norman  Gillis, Panax  ginseng Pharmacology:  A  Nitric  Oxide  Link?, Biochemical  Pharmacology,  Vol.  54, pp 1-8, 1997
  6. Ernst, Edzard, Panax ginseng: An Overview of the Clinical Evidence, Journal Of Ginseng Research, Vol. 34, No. 4, 2010,  259-263
  7. Ki-Chan Hal et al, A Placebo-Controlled Trial Of Korean Red GinsengExtract For Preventing Influenza-Like Illness In Healthy Adults,BMC Complementary and Alternative Medicine, 2012
  8. Gadkariem, E. A, R. M. Al-Ashban, L.B. Babikir And H.I. Al-Joher, Toxicity Study Of Korean Ginseng Herbal Medicine, Research Journal Of Pharmacology,  Vol 4: 86-90, 2010
  9. Anonim, Panax ginseng, Alternative Medicine Review, Volume 14 Number 2, 2009
  10. Blumenthal M, The ABC Clinical Guide to Herbs. New York, NY: Theime:211-225,2003

 

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAMSaw Palmetto(Serenoa repens) I. PENDAHULUANSaw palmetto

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM

Saw Palmetto(Serenoa repens)

 

  1. I.         PENDAHULUAN

Saw palmetto adalah palem kipas  kecil yang biasanya batang tetap bawah tanah atau berjalan hanya sepanjang permukaan. Dalam beberapa kasus, mengembangkan batang tegak atau melengkung dapat mengangkat lingkaran daun 2-8 ft (0,6-2,4 m) di atas tanah. Daun palmate 2-3 ft (0,6-0,9 m) berwarna hijau atau kebiruan. Cluster daun sekitar 4-6 kaki (1,2-1,8 m) tinggi dengan penyebaran yang sama. Di alam liar, Saw palmetto sering tumbuh dalam rumpun 20 ft (6 m​​). Pada petioles (tangkai daun) adalah sekitar 2 kaki (0,6 m) panjang dan tajam bergigi. Buah berbentuk bulat, hitam saat masak dan diameter sekitar satu inci. Bentuk sangat menarik dengan daun biru keperaka. Terdapat di sepanjang pantai Atlantik di Florida(1).

  1. a.      Lokasi

Saw palmetto terjadi secara alami di dataran pantai dari Carolina Selatan ke tenggara Louisiana. Tumbuh di berbagai habitat dari pasir pantai dan semak kering dengan hutan lembab, Flatwoods pinus dan bahkan lahan basah. Saw palmetto dapat menjadi penutup tanah yang dominan di hutan pinus tenggara tertentu, kadang-kadang mencakup ratusan hektar(1)..

  1. b.      Culture

Setelah dikembangkan, Sawpalmetto hampir bebas perawatan

Cahaya      : Menyukai sinar matahari penuh, tetapi dapat mentolerir matahari parsial.

Kelembaban: Tahan terhadap kekeringan tetapi juga dapat mentolerir tanah lembab

Ketahanan : Hardy di zona 8-10

Propagasi   : Oleh biji(1).

  1. c.       Pemakaian

Saw palmetto adalah palem kecil yang indah dan layak mendapat tempat di bentang alam hias dengan bentuk perak yang sangat menarik. Tanaman Saw palmettos di depan rumpun pohon palem yang lebih besar, atau bahkan di bawah telapak tangan yang besar. Jangan menanam sawit ini di dekat trotoar atau di mana anak-anak bermain karena duri  tajam gigi gergaji yang berbahaya(1).

  1. d.      Penggunaan

Buah dari saw palmetto digunakan sebagai pengobatan untuk benign prostatic hyperplasia atau pembesaran kelenjar prostat. Buah ini  juga digunakan sebagai diuretik untuk kandung kemih, meningkatkan aliran urin, dan mengurangi frekuensi kencing. Buah ini dapat membantu mencegah kanker prostat(1).

Saw palmetto berry selalu menjadi sumber makanan yang berharga bagi satwa liar. Sebagai efektivitas mereka sebagai pengobatan untuk berbagai gangguan manusia dikonfirmasi terus meningkat. Makhluk liar sekarang harus bersaing dengan kolektor manusia untuk buah palmetto gergaji(1).

 

 

 

 

 

 

Gambar 1 : Buah Saw Palmetto(1).

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana terjadi pembesaran progresif pada kelenjar prostat umumnya terjaid pada pria lebih dari 50 tahun yang menyebabkan obstruksiuretral dan mnyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra(2).

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hyperplasia prostat tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hyperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar Dehidrotestosteron (DHT)yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim 5α-reduktase sebagai mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma terdapat reseptor untuk DHT yang jumlahnya akan meningkat dengan bantuan estrogen. DHT yang dibentuk akan berikatan dengan reseptor membentuk DHT-Reseptor komplek. Kemudian masuk ke inti sel dan mempengaruhi RNA untuk menyebabkan sintesis protein sehingga terjadi proliferasi sel. Hipotesis lain tentang penyebab hiperpalasia prostat yaitu adanya gangguan keseimbangan hormon androgen dan estrogen, dengan bertambahnya umur diketahui bahwa jumlah androgen berkurang sehingga terjadi peningkatan estrogen secara retatif. Estrogen dapat mempengaruhi prostat bagian dalam, bagian tengah, lobus lateralis, dan lobus medius hingga pada bagian hiperestrinisme yang akan mengalami hyperplasia, serta peranan dari growth factor  (faktor pertumbuhan) sebagai pemicu pertumbuhan stroma kelenjar prostat(3).

Manifestasi dari BPH dalah peningkatan nokturia,  abdomen tegang, aliran urin yang tidak lancer dan retensi urin akut(4).

 

  1. II.      TERAPI BPH
    1. Tujuan utama terapi pada pasien hyperplasia prostat adalah untuk :
    2. Memperbaiki keluhan miksi
    3. Meningkatkan kualitas hidup
    4. Mengurangi obstruksi infravesika
    5. Mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal
    6. Mengurangi residu urin setelah miksi
    7. Mencegah progresifitas penyakit(5).

 

  1. Terapi farmakologi :
  2. Penghambat reseptor adrenergic-α

Pemberian obat yang secara selektif menghambat reseptor adrenergik-α bisa mengurangiresiko efek samping. Obat yang digunakan sebagai salah satu terapi pada BPH yaitu phenoxybenzamin. Obat tersebut merupakan inhibitor alfa tidak selektif yang mampu memperbaiki laju panacaran miksi dan mengurangi keluhan miksi. Namun, obat tersebut menyebabkan komplikasi sistemik yang tidak diharapkan seperti hipotensi postural dan kelainan kardio vascular lainnya. Akhir0akhir ini telah ditemukan obat baru golongan adrenergic α1A, yaitu tamsulosin yang sangat selektif terhadap otot polos pada prostat. Obat ini mampu memperbaiki pancaran miksi tanpa menimbulkan efek berlebihan terhadap tekanan darah maupun denyut jantung. Dosis yang awal yang digunakan adalah 0,4 mg/hari yang bisa dinaikan sampai 8 mg/hari(6).

 

  1. Penghambat 5 α reduktase

Obat jenis ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan DHT dari testosterone yang dikatalisis oleh enzim α-reductase di dalam sel prostat. Penurunan kadar DHT akan menurunkan pula sintesis protein dan replikasi sel-sel prostat. Finasteride merupakan salah satu obat yang bekerja dengan mekanisme tersebut. Obat ini berpengaruh terhadap komponen epitel prostat, mengurangi ukuran kelenjar dan gejala yang muncul. Terapi selama 6 bulan mampi mengurangi gejala dari BPH hingga 20 %. Efikasi, keamanan dan daya tahannya telah terbukti secara klinis, namun perbaikan dari gejala-gejala nya hanya muncul pada pria dengan pembesaran prostat lebih dari 40cm3. Efek samping yang muncul adalah penurunan libido, volume ejakulasi dan impotensi(6).

 

  1. Fitoterapi

Fitoterapi mengacu pada penggunaan tanaman atau ekstrak tanaman untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada BPH mulai banyak dilakukan di eropa dan Amerika. Beberapa tanaman yang popular digunakan diantaranya yaitu saw palmetto atau palmetto berry, kulit kayu Pygeum africanum, akar Echinacea purpurea, dan Hypoxis rooper. Penggunaan fitoterapi menimbulkan efek positif pada gejala dan perbaikan aliran urin. Namun, mekanisme fitoterapi belum diketahui secara pasti baik efikasi maupun keamanannya(6).

 

  1. III.   Saw Palmetto

Klasifikasi saw palmetto :

Kingdom              : Plantae

Subkingdom         : Tracheobionta

Divisi                    : Magnoliophyta

Kelas                    : Liliopsida

Subkelas               : Arecidea

Ordo                     : Arecales

Family                  : Arecaceae

Genus                   : Serenoa Hook F.

Spesies                 : Serenoa repens (W. Bartram) Small

            Saw palmetto atau Serenoa repens merupakan agen pototerapi yang paling popular digunakan untuk pengobatan BPH. Saw Palmetto berasal dari Amerika dan telah banyak digunakan sebagai terapi pilihan pada penuakit BPH di Eropa. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menilai efikasi dan keamanan dari saw palmetto(1).

 

  1. 1.      Iklan produk

Nama produk                         :Gaia Herbs ‘ Saw Palmetto Liquid Phyto Caps

Isi                               : 30 kapsul lunak

Harga                                     : $ 26.99

Kandungan                : Per 2 kapsul mengandung 376 mg ekstrak Serenoa repens

Dosis                          : 2 kapsul/hari setelah makan

Cara konsumsi            : ditelan (per oral)

Kegunaan                    : Antagonis Hormon Androgen ; Suplemen ; meningkatkan kemampuan berkemih pada penderita Benign Prostatic Hyperplasia

Efek samping obat    : Dapat meningkatkan disfungsi seksual pada pria dengan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Diproduksi oleh         : Gaia Herbs Inc.

 

Gambar 1 : Produk Saw Palmetto

 

 

 

  1. 2.      Efek farmakologis dan mekanisme

Judul jurnal : Pharmacological effect of Saw Palmetto Extraxt in the Lower Urinary Tract

Ekstrak dari buah Saw Palmetto (Serenoa repens) telah digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan pada genitourinary, meningkatkan produksi sperma, ukuran payudara, libido atau sebagai diuretic ringan. Di banyai Negara seperti Eropa, Jerman, Italia dan Austria menggunakan Saw palmetto sebagai fitoterapi lini pertama atau first line untuk mengobati penyakit BPH meskipun belum ada guidline yang merekomendasikannya(7).

Ekstrak buah Saw Palmetto memiliki aktivitas sebagai antagonis α adrenoreseptor yang secara signifikan mampu meringankan gejala iritasi dan obstruktif dysuria akibat BPH. Mekanisme Saw Palmetto belum sepenuhnya diketahui, meskipun telah banyak dilaporkan bahwa Saw Palmetto mampu menghambat 5 α reduktase, sebagai anti androgenic, anti proliferasi, anti inflamasi dan anti edema(7).

–          Efek anti andogenik : berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan kelenjar prostat yang bergantung pada stimulus androgen. DHT merupaka salah satu factor penentu dalam pertumbuhan kanker prostat.

–          Inhibitor 5 α reduktase : belum ada penjelasan lebih lanjut, namun Saw Palmetto diketahui mampu mengahmbat isozin 5 α reduktase 1 dan 5 α reduktase 2 sebagai mediator utama pertumbuhan prostat secara kompetitif. Komponen pada Saw Palmetto yang mampu menghambat 5 α reduktase 1 adalah asam laurat dan asam linoleat. Sedangkan 5 α reduktase 2 adalah asam miristat. Komponen lain seperti sam palmitat, stearate, asam lemak, sterol, dan alcohol tidak aktif terhadap keduanya.

–          Efek Anti inflamasi : kejadian hiperplasi sering ditandai dengan adanyan inflamasi. Efek anti inflamasi diindikasikan sebagai salah satu mekanisme dari Saw Palmetto. Saw Palmetto menunjukkan efek antiinflamsasi dan anti edema (pembengkakan) secara in vivo dengan menghambat produksi metabolit 5-Lipoxygenase. Komponen asam dari Saw Palmetto mampu menghambat biosintesis siklooksigenase dan metabolit 5-lipoksigenase. Pemakaian Saw Palmetto setelah 3 bulan mampu menurunkan kadar IL-1β sebagai tumor necrosis factor (TNF)-α.

–          Efek Anti-Proliferasi : penggunaan Saw Palmetto baik dalam stroma dan
epitel, indeks proliferasi menunjukkan penurunan secara signifcant, penurunan indek proliferasi, indeks apoptosis menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dalam
Jaringan BPH. Selain itu, Saw Palmetto menghambat efek prolactin yang mampu menginduksi pertumbuhan prostat dengan menghambat tansduksi signal prolactin reseptor.   dan androgen pada prostat.

 

 

Gambar 2 : mekanisme aksi famakologi saw palmetto(7).

Secara keseluruhan, ekstrak buah Saw Palmetto secara farmakologis mampu menghilangkan gejala iritasi dan obstruktif dari dysuria pada BPH dan gejala yang terkait dengan saluran kemih bagian bawah atau LUTS (Lower Urinary Tract Sympthoms)(7).

 

  1. 3.         Review Jurnal Hasil Uji Klinik

Judul jurnal : Effect of Increasing Doses of Saw Palmetto Extract on Lower Urinary Tract Symptoms (a Randomized Trial)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah Saw Palmetto (Serenoa repens)sebagai pilihan terrapin pengobatan BPH dengan 3x peningkatan dosis standar (160 mg 2 kali sehari). Metode yang digunakan yaitu Randomized Controlled Trial (RCT) secara double bind-multi center di 11 kota di Amerika Utara pada 5 juni 2008 sampai 10 Oktober 2010 dengan jumlah probandus 369 laki-laki yang berusia 45 tahun atau lebih yang memiliki kecepatan aliran berkemih 4ml/detik(8).

Eksklusi : pengobatan invasi pada BPH menggunakan alpha blocker selama 1 bulan, 5 alpha reduktase inhibitor selama 3 bulan, atau pitoterapi dengan extract saw palmetto selama 3 bulan, fungsi tes hati yang mununjukkan kenormalan setelah 3 kali test, penggunaan antikoagulan, kondisi medis yang tidak stabil, kondisi neurologis yang mempengaruhi berkemih, prostatitis, kanker prostat atau kandung kemih (PSA) lbih dari 10μg/L, inkontinensia berat(8).

 

Gambar 3 : desain penelitian(8).

Dari 470 probandus, 101 eklusi dan 369 inklusi. 183 dari inklusi diberikan extract saw palmetto dan 186 sebagai placebo. Dosis yang digunakan yaitu 320 mg/hari dengan peningkatan dosis pada 24 dan 48 minggu(8).

                        Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak buah Saw Palmetto dengan dosis yang lebih tinggi 3x lipat dari dosis standar menunjukkan perbaikan gejala dari pada BPH termasuk berkurangnya frekuensi nokturia, volemu residu dikandung kencing, dan bertambah lanacar nya aliran kencing. Namun, efek ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan penggunaan dosis 160 mg(8).

  1. 4.      Interaksi Obat
    1. Saw palmetto + Antikoagulan

        Respons  meningkat terhadap pengobatan antikoagulan pada pasien yang juga menggunakan saw palmetto. Saw palmetto tampaknya tidak memiliki efek klinis yang relevan pada mayoritas isoenzim sitokrom P450 dan tidak ditemukan adanya interaksi lain dengan saw palmetto(9).

        Efek anti koagulan akan meningkat pada pasien yang mengkonsumsi warfarin setelah ia menggunakan Curbicin (Saw palmetto, Cucurbita dan vitamin E). Produk ini juga telah dikaitkan dengan peningkatan efek pada pasien yang tidak menggunakan antikoagulan. Perdarahan selama operasi telah dilaporkan sering pada pasien lain yang sudah memakai Saw Palmetto(9).

     Mekanisme : laporan penelitian menunjukkan mekanisme adanya kehadiran vitamin E dalam penyusunan Curbicin (masing-masing tablet mengandung 10 mg), tetapi vitamin E biasanya tidak mempengaruhi interaksinya. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa Saw Palmetto dapat menghambat sitokrom P450 isoenzim CYP2C9, yang merupakan jalur penting metabolisme warfarin(9).

Antiplatelet dan antikoagulan sebagai obat pengencer darah jika dikombinasikan dengan Saw palmetto dapat mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, dan bisa mengganggu aktivitas dari obat pengencer darah tersebut, termasuk:Warfarin (Coumadin), Clopidogrel (Plavix), Aspirin(9).

 

  1. Saw palmetto + Food

Tidak ada interaksi yang ditemukan(9).

  1. Saw palmetto + Herbal medicines

Tidak ada interaksi yang ditemukan(9).

  1. Saw Palmetto + Finasteride (Proscar) :

     Karena saw palmetto mungkin memiliki efek yang sama dengan finasteride (Proscar), sebaiknya  tidak menggunakan herbal ini untuk  dikombinasi dengan finasteride atau obat lain yang digunakan untuk mengobati BPH kecuali diarahkan oleh dokter(9).

  1. Kontrasepsi oral dan terapi penggantian hormon + Saw palmetto dapat mengurangi jumlah reseptor estrogen dan androgen, sehingga hormone tidak  memiliki efek. Hal ini dapat menyebabkan kontrasepsi oral kurang efektif dan meningkatkan risiko kehamilan yang tidak direncanakan(9).

 

  1. 5.      Efek Toksik

Tidak ada efek toksik yang terjadi selama penggunaan Saw Palmetto. Namun efek samping yang dilaporkan terjadi adalah pusing, sakit kepala, mual dan muntah, sambelit atau diare, kehilangan nafsu makan, gangguan pada hati dan pankreas dengan presentasi kejadian yang sangat minimal. Efek samping yang lain berhubungan dengan respon tubuh terhadap hormone seks estrogen dan testosterone seperti gairah seks menurun, impotensi atau disfungsi ereksi, rasa tidak nyaman pada testis dan nyeri payudara(9).

 

  1. 6.      Dosis

160 mg dua kali sehari sampai dosis maksimum 320 mg per hari(9).

 

  1. 7.      Farmakokinetika (ADME)

Untuk parameter farmakokinetik primer,sekunder maupun turunan tidak ada data yang dilaporkan maupun penelitian yang dilakukaan.

Hanya ditemukan data  pada proses metabolisme yaitu Saw palmetto dengan dosis 160 mg mengandung 85 – 95 % asam lemak dan sterol diketahui menghambat CYP P450 isoenzyme CYP 2D6, CYP 2C9, dan CYP 3A4 secara in vitro meskipun secara klinis belum diketahui secara relevan(9).

 

  1. IV.   DAFTAR PUSTAKA

 

  1. McKenna, J Dennis., Jones, Kenneth., Hughes, Kerry, 2011, Botanical Medicines : the Desk Reference for Major Herbal Suplements, 2nd edition, The Haworth Press, Inc, Binghmaton, page 878
  2. Doengoes, ME., Moorhouse MF., Geisher AC., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi III, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 67
  3. Hardjowidjoto, S., 2000, Benign Prostat Hiperplasia, Airlangga University Press, Surabaya
  4. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare, 2002,  Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
  5. Purnomo BB, 2008, Dasar-dasar Urologi : Hiperplasia Prostat, edisi kedua, Sagung Seto, Jakarta, hal 77-79
  6. McPhee SJ., Papadakis MA., 2001, Current Medical Diagnosis and Treatment : Urologic Disorder, The McGraw-Hill Companies, United States of America, page 923-925
  7. Suzuki, Mayumi., Ito, Yoshishiko., Fujino, Tomomi, et all., 2009, Pharmacological Effect of Saw Palmetto Extract in the Lower Urinary Tract, Acta Pharmacol Sin  2009  Mar; 30 (3): 271–281
  8. Barry, Michael., Meleth, Sreelatha, Lee Y, Jeannette., 2011, Effect of Increasing Doses of Saw Palmetto Extract on Lower Urinary Tract Symptoms : a Randomized Trial, JAMA, September28,2011—Vol306,No.12
  9. Willamson, Elizabeth.,Driver, Samuel.,Baxter, Karen., 2009, Stockley’s Herbal Medicine Interactions, Pharmaceutical Press, London, page 344-346

 

 

 

GINGER(Zingiber officinale) BAB 1PENDAHULUAN            Jahe adalah tanaman rimpang yang

GINGER

(Zingiber officinale)

 

BAB 1

PENDAHULUAN

            Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Beberapa ahli botani menyatakan bahwa tanaman jahe berasal dari daerah Asia Tropik, yang kemudian tersebar di berbagai wilayah mulai dari India sampai Cina. Namun, Nikolai Ivanovich Vavilov, ahli botani Soviet, memastikan bahwa pusat utama asal tanaman jahe adalah Indo-Malaya yang meliputi Indo-Cina, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Di kawasan Asia, tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah. Kini, tanaman jahe banyak dibudidayakan di berbagai daerah. Pusat utama tanaman jahe di Indonesia adalah Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur 1.

 

 

Gambar 1. Rimpang jahe dan tanaman jahe

 

            Kedudukan tanaman Jahe dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi               : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)  

Subdivisi         : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas               : Monocotyledonae (biji berkeping satu)

Ordo                : Zingiberales

Famili              : Zingiberaceae (temu-temuan)

Subfamili         : Zingiberoidae

Genus              : Zingiber

Spesies            : Zingiber officinale Roxb 1.

            Di Indonesia, jahe dikenal dengan beberapa naman antara lain halia, haliya, lea, lia, lahia, jhai, jahi, lai jhahik, moyuman, beuing, hairale, masin manas, reja, pimedas, jahja, padeh, sipode, sipadas, pege, bahing, ai manas, naije, sedap, sehi, sewe, laile, gore, gisoro, gihori, dan yoyo. Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30 cm – 75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15-23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-pinak, menghasilkan rimpang, dan berbunga. Bunga berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur, dengan panjang lebih kurang 25 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung, dengan helaian agak sempit, tajam, berwarna kuning kehijauan. Bibir mahkota bunga berwarna ungu gelap, berbintik-bintik putih kekuning-kuningan. Kepala sari berwarna ungu dan mempunyai dua tangkai putik.  Rimpang jahe memiliki bentuk bervariasi, mulai dari agak pipih sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang mudah menguap sehingga memberikan bau khas pada jahe1.

Jahe memiliki beberapa komponen zat aktif, diantaranya adalah golongan phenol (shogaols and gingerols), golongan sesquiterpen (bisapolene, zingiberene, zingiberol, sesquiphellandrene, curcurmene) dan senyawa lain seperti  6-dehydrogingerdione, galanolactone, gingesulfonic acid, zingerone, geraniol, neral, monoacyldigalactosylglycerols dan  gingerglycolipids. Beberapa penelitian jahe mengemukaan manfaat atau potensi tanaman jahe, diantaranya adalah sebagai berikut 2:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PRODUK JAHE

 

            Dahulu, jahe hanya digunakan sebagai bumbu dapur dan bahan jamu tradisional. Sekarang, minuman jahe instan dalam berbagai merk sudah banyak dikenal dan digemari di pasaran. Minuman jahe instan tidak hanya dapat menyegarkan tubuh namun juga memiliki beberapa khasiat untuk kesehatan.

            Beberapa contoh produk di pasaran adalah sebagai berikut :

 

Gambar 2. Produk Jahe

            “Wedang Jahe Merah Instan” merupakan salah satu contoh produk yang beredar di pasaran. Produk ini mengandung jahe merah, rempah-rempah, dan gula pasir. Adapaun khasiatnya adalah melancarkan peredaran darah, menambah vitalitas, memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah masuk angin. Aturan pakainya adalah dengan menyeduh 1 sendok teh serbuk dengan air panas dan dapat diminum selagi hangat. Produk ini juga telah didaftarkan ke Dinas Kesehatan denga nomor registrasi Din Kes RI.P.IRT.No. 212320101554.

           

 

 

 

 

            Contoh lain yang dapat ditemukan di pasaran adalah :

 

Gambar 3. Produk jahe

 

            Jahe Instant “SAFADA” adalah minuman tradisional masyarakat Indonesia terbuat dari Jahe Emprite pilihan dan gula alami yang memiliki banyak manfaat terutama untuk kesehatan. Komposisi dari jahe instan ini adalah Jahe Emprite, Gula, Sereh, Cengkeh dan Ginseng. Beberapa manfaatnya adalah merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar, membuat tubuh menjadi lebih hangat dan menurunkan tekanan darah. Adapun aturan pakainya adalah dengan melarutkan  satu bungkus jahe Safada dalam 200 ml air panas. Jahe ini sudah mendapat ijin edar dari Dinas Kesehatan dengan nomor registrasi DINKES P.IRT. 213360301351.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

REVIEW JURNAL HASIL UJI KLINIK

  1. A.    AKTIVITAS SEBAGAI ANTIEMETIK

Berdasarkan jurnal Efficacy of Ginger for Nausea and Vomiting, hasil studi beberapa penelitian tentang aktivitas jahe menunjukan aktivitas sebagai antiemetik. Penelitian- penelaitian yang dilakukan terkait dengan empat kondisi klinis yang berbeda yaitu mabuk laut, morning sickness, mual akibat kemoterapi dan mual setelah operasi. Namun, sebagian besar penelitian dilakukan pada kondisi mual setelah operasi. Adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikut :

  1. Grøntved dan rekan mempelajari 80 taruna Denmark, dialokasikan secara acak untuk menerima satu dosis jahe bubuk 1 g atau plasebo. Gejala mabuk laut yang dievaluasi selama 4 jam setelahnya. Relawan yang menerima bubuk jahe mengalami mabuk laut lebih jarang dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo. Perbedaan antara bubuk jahe dan plasebo secara statistik signifikan (P 0,05) 4 jam setelah menerima obat.
  2. Fischer-Rasmussen dan rekan  melakukan studi crossover kecil pada 27 wanita yang menderita hiperemesis gravidarum. Pasien menerima bubuk jahe 250 mg atau plasebo, empat kali sehari selama 4 hari. Mual dinilai menggunakan skor gejala. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan secara signifikan (P 0,05) dengan  memberikan manfaat yang lebih besar setelah pemberian jahe dibandingkan dengan plasebo.
  3. Satu penelitian RCT diidentifikasi untuk mual karena kemoterapi. 41 pasien yang menderita leukemia dialokasikan secara acak ke salah satu dari dua kelompok untuk menerima jahe secara per oral atau plasebo, setelah pemberian Compazine iv.  Hasil penelitian menunjukkan perbedaan secara signifikan (nilai P tidak dilaporkan) dengan pengurangan mual pada pasien yang menerima jahe dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo.
  4. Bone dan rekan melakukan studi terhadap 60 wanita sebelum operasi ginekologi mayor. Pasien dialokasikan secara acak untuk menerima jahe 1 g, metoclopramide 10 mg atau plasebo sebagai dosis tunggal yang diberikan dengan secara oral sebelum operasi. Gejala mual selama 24 jam pertama setelah operasi adalah 28% pada kelompok penerima jahe, 30% pada metoclopramide dan 51% pada kelompok plasebo. Signifikansi secara statistik (P 0,05) dilaporkan bahwa pasien yang menerima jahe mengalami insiden mual yang lebih sedikit dibandingkan pasien yang menerima obat dan juga plasebo.
  5. Phillips, Hutchinson dan Ruggier melakukan studi secara acak pada 120 wanita sebelum operasi laparoskopi, salah satu dari tiga jenis kelompok perlakuan. Obat diberikan 1 jam sebelum operasi dan kejadian mual muntah adalah 21%, 27% dan 41% masing-nasing pada kelompok penerima jahe, metoclopramide dan plasebo. Secara signifikan (P 0,006) lebih sedikit pasien mengalami mual pada kelompok jahe dibandingkan dengan kelompok plasebo.
  6. Dalam sebuah studi oleh Arfeen dan rekan, 108 perempuan dialokasikan secara acak untuk menerima jahe 0,5 g, jahe 1 g atau plasebo sebelum operasi laparoskopi. Insiden mual dan muntah dipantau 3 jam setelah operasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok.
  7. Sebagian besar studi melaporkan bahwa jahe bubuk 1 g sehari mengurangi mual dengan berbagai penyebab. Satu studi pada mual pasca operasi. Namun, tidak menunjukkan secara signifikan efek menguntungkan pada jahe dibandingkan dengan plasebo dan antara dosis 0,5 g dan 1 g bubuk jahe 3.

Mekanisme jahe sebagai antiemetik karena adanya senyawa Gingerol, khususnya 6-gingerol sebagai zat aktif pada jahe yang juga bertanggung jawab untuk rasa khas.  Ada beberapa mekanisme yang bisa menjelaskan efek antiemetik jahe. Pada hewan misalnya, hal itu menunjukkan bahwa 6-gingerol meningkatkan transportasi gastrointestinal. Senyawa Ini dan senyawa lain pada jahe menunjukkan aktivitas anti hydroxytryptamine di dalam ileum marmut terisolasi. Galanolactone yang merupakan senyawa lain jahe, adalah antagonis kompetitif reseptor 5-HT3 di ileum. Kemungkinan efek antiemetik dapat juga disebabkan oleh pengaruh pada sistem lambung melalui 5-HT3 antagonisme. Hipotesis ini melemah oleh hasil studi acak, plasebo-kontrol, studi crossover pada sukarelawan manusia dilaporkan bahwa konsumsi oral bubuk jahe tidak mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Sebaliknya, efek pada sistem saraf pusat mungkin terlibat. Hipotesis ini diperkuat oleh penemuan bahwa pada hewan, 6-gingerol mencegah muntah dalam respon siklofosfamid. Agen antiemetik modern seperti droperidol, prokinetik-metoclopramide dan odansetron merupakan contoh antagonis reseptor 5-HT3 yang sintetis. Dalam studi perbandingan jahe dan metoclopramide, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari rewiew jurnal tersebut mengemukakan bahwa jahe adalah obat herbal antiemetik yang menjanjikan 3.

  1. B.     INTERAKSI DENGAN OBAT ATAU HERBAL LAIN

Kebanyakan interaksi yang terjadi antara jahe dengan obat-obat konvensional adalah interaksi farmakodinamik. Jahe menunjukkan aktivitas antitrombotik dan memperpanjang waktu pendarahan. Beberapa penelitian menyimpulkan opini yang berlawanan pada efek jahe terhadap hemostatis, khususnya sebagai penghambat platelet(4).

Secara in vitro, jahe menghambat agregasi platelet dengan mekanisme penghambatan aktivitas tromboksan melalui jalur asam arakhidonat. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang mirip dengan aspirin pada dosis rendah. Namun, penelitian ini dilakukan bukan pada manusia(4).

Penelitian efek penggunaan jahe selama 7 hari bersama antikoagulan warfarin pada pria yang sehat dilaporkan tidak menunjukkan efek dan perubahan status farmakokinetik dan farmakodinamik warfarin. Tetapi masih ada laporan lain yang menyebutkan adanya interaksi jahe dengan antikoagulan dan antiplatelet(4).

Jahe yang diketahui juga berpengaruh terhadap proses penurunan lipid, antioksidan dan hepatoprotektor. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap tikus untuk mengetahui efek kombinasi dari penggunaan ektrak jahe dan atrovastatin pada profil lipid dalam darah menunjukkan hasil yang cukup baik. Interaksi antara keduanya dapat menurunkan level kolesterol plasma. Jahe juga dapat menurunkan efek hepatotoksik dari atorvastatin, sehingga peneliti menganjurkan penggunaan kombinasi regimen jahe dan statin dosis rendah dapat memberikan keuntungan pada terapi hiperkolesterolemia(4).

Dalam suatu penelitian juga disebutkan bahwa penggunaan jahe bersama dengan obat-obat golongan NSAIDs terdapat kemungkinan terjadinya interaksi yang mekanisme belum diketahui(5).

Jahe dapat meningkatkan absorpsi obat-obat yang dikonsumsi secara oral. Jahe juga mengantagonis aktivitas proton pump inhibitor (PPI) dan H2 bloker yang berarti justru dapat meningkatkan produksi asam lambung. Bila digunakan untuk mengatasi mual muntah pada motion sickness, jangan kombinasikan jahe dengan obat-obat lain yang memiliki efek yang sama seperti dimenhidrinat(6).

 

 

  1. C.    DOSIS

Dosis standar penggunaan jahe adalah sebagai berikut :

  • Ambil 75 – 2.000 mg dalam dosis terbagi dengan makanan, standar mengandung 4% minyak atsiri atau 5% dari total senyawa pedas termasuk 6-gingerol atau 6-shogaol.
  • Untuk mual, gas, atau gangguan pencernaan: 2 – 4 gram akar segar setiap hari (0,25-1,0 g bubuk akar) atau 1.5 – 3.0 mL (30 – 90 tetes) ekstrak cair sehari-hari.
  • Untuk mencegah muntah, ambil 1 gram bubuk jahe (1/2 sdt) atau yang setara, setiap 4 jam sesuai kebutuhan (tidak melebihi 4 dosis harian), atau 2 kapsul jahe (1 gram), 3 kali sehari. Atau dapat juga dengan mengunyah sepotong 1/4 oz jahe segar bila diperlukan.
  • Untuk kehamilan-diinduksi dengan muntah, gunakan 250 mg 4 kali sehari sampai 4 hari. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum mengambil jahe.
  • Untuk nyeri artritis: 250 mg 4 kali sehari(7).

Adapun dosis dari jahe pada pemberian oral, pediatric, dewasa, dan wanita hamil adalah sebagai berikut:

a)      Pemberian lewat oral

  • Untuk morning sickness: 250 mg jahe 4 kali sehari.
  • Untuk mual dan muntah pasca operasi: 1-2 gram bubuk akar jahe diberikan satu jam sebelum induksi anestesi.
  • Untuk arthritis: Banyak produk berbeda dari ekstrak jahe  yang digunakan dalam studi. Dosis digunakan berbeda tergantung pada produk yang diambil.
    • Satu ekstrak jahe (Eurovita Extract 33; EV ext-33) 170 mg tiga kali sehari dalam penggunaannya
    • Ekstrak lain (Eurovita Extract 77, EV ext-77), yang mengkombinasikan gingert dengan alpinia, 255 mg dua kali sehari dalam penggunaannya.
    • Ekstrak jahe (Zintona EC) 250 mg empat kali sehari dalam penggunaannya(8).

b)     Pediatric

  • Tidak memberikan jahe bagi anak di bawah 2 tahun.
  • Jahe dapat digunakan oleh anak di atas usia 2 tahun untuk mengobati mual, kram perut, dan sakit kepala. Mintalah dokter Anda untuk membantu Anda menentukan dosis yang tepat.

 

c)      Dewasa

Secara umum, tidak boleh mengkonsumsi jahe lebih dari 4g  per hari, termasuk dari sumber makanan.

d)     Wanita hamil

Pada wanita hamil tidak boleh mengkonsumsi jahe lebih dari 1g per hari(7).

 

  1. D.    TOKSISITAS

Tidak terdapat laporan toksisitas kronik pada jahe, atau aktivitas mutagenik dan karsinogenik lain. Sedangkan penggunaan jahe pada penyakit lain atau pada pasien dengan disfungsi organ spesifik masih belum dilaporkan adanya adverse efek. Namun, beberapa herbalist menyarankan untuk tidak menggunakan jahe pada pasien dengan kondisi peyakit jantung, batu empedu/penyakit bilier lain atau pada pasien dengan diabetes melitus dan hipoglikemi walaupun belum ada laporan efek samping pada penggunaan jahe oleh pasien yang mengkonsumsi jahe sebagai suplemen makanan. Sedangkan pada masa kehamilan diduga aman karena berdasarkan sejarah konsumsi jahe sebagai makanan tidak dilaporkan adanya adverse efek karena aktivitas uterotonika dilaporkan terdapat pada spesies Zingiber cassumunar sedangkan pada jahe tidak ditemukan adverse efek apabila dikonsumsi pada masa kehamilan(2).

Jahe tidak memiliki toksisitas akut pada dosis yang biasa dikonsumsi untuk diet ataupun obat. Pada dosis jahe yang besar yakni 6 gram atau lebih dapat mengakibatkan iritasi lambung dan hilangnya mukosa pelindung lambung. Pada dosis normal (sampai 2 gram sehari), jahe tidak mempengaruhi parameter pembekuan darah atau koagulasi darah. LD50 akut jahe pada tikus adalah lebih dari 5 gram minyak jahe/kgBB(2).

Macam-macam toksisitas dari senyawa aktif yang terdapat di dalam jahe adalah sebagai berikut :

  1. Toksisitas Akut Minyak Jahe:
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen death.Mice.Abdominal
  • dosisinjection.1.23 ml/kg.LD50.Lethal, 50 persen Perfusi death.Mice.Gastric. 3.45ml/kg.      

 

  1. Toksisitas Akut shogaol:
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen death.Mice.IV injection.50.9mg/kg,
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen death.Mice.Abdominal Injection.109mg/kg,
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen kematian Mice.Gastric Perfusion.687mg/kg.. 
  1. Toksisitas Akut Gingerol:
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen death.Mice.IV injection.25.5mg/kg,
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen death.Mice.Abdominal Injection.581mg/kg,
  • dosis LD50.Lethal, 50 persen kematian Mice.Gastric Perfusion.250mg/kg..
  1. Toksisitas simplisia:
  • LD50 (mencit / ekstrak air jahe kering): 33500 mg / kg(2).

 

  1. E.     FARMAKOKINETIKA

Studi Farmakokinetika :  Setelah bolus masuk melalui intravena dengan dosis 3 mg/kg: (9)

  1. Kurva konsentrasi dalam plasma dibanding dengan waktu menunjukkan model dua kompartemen terbuka
  2. (6)-gingerol dikeluarkan dalam plasma dengan waktu paro 7.23 menit
  3. Total Clearen dari tubuh adalah 16.8 ml/menit/kg.
  4.  Protein serum berikatan (6)-gingerol dengan presentasi 92.4% (Ding et al, 1991).

Pada kelompok studi kinetika yang sama pada tikus dengan percobaan hepatic akut atau gangguan ginjal (Naora et al, 1992) yang diidentfikasi ,tidak ditemukan adanya  perbedaan yang signifikan pada kurva waktu-konsentrasi plasma atau parameter farmakoknetik lainnya dibandingkan dengan kontrol dan nephrektomize. Hal ini memberi pertanda  bahwa proses ekskresi  pada ginjal tidak memberikan kontribusi terhadap hilangnya (6)-gingerol dari plasma tikus. Hal ini berkebalikan dengan toksisitas hepar, mengakibatkan peningkatan kadar (6)-gingerol dalam plasma pada fase akhir. Waktu paro eliminasi meningkat signifikan dari 8.5 menjadi 11.0 menit pada tikus dengan kerusakan hati. Waktu ikatan antara (6)-gingerol dengan protein serum yaitu lebih dari 90% dan efek menjadi kecil karena ketoksikannya. Aspek ini mengindikasikan bahwa (6)-gingerol eliminasinya sebagian besar melewati hepar (9)

Penurunan metabolit dari S-(+)-(6)-gingerol (pedasnya jahe) diidentifikasi secara in-vitro dengan induksi phenobarbabital pada hati tikus dalam bentuk superntan yang mengandung NADPH-pembangkit sistem (Surh dan Lec, 1994). Penurunan diperlihatkan secara stereo-spesifik. Produk ekstrak etil asetat didisolasi dan dua metabolismenya diidentifikasi sebagai diasteromer dari (6)-gingerol oleh kromatografi gas/spektrometri massa. Penulis sebelumnya memperlihatkan (6)-gingerol sebagai zat pedas dari jahe yang direduksi pada hati tikus secar in-vitro. Metabolit ekstrak etil asetat yaitu sogaol telah diisolasi. Dibentuk dengan inkubasi pada alfanya, keton beta-saturasi dengan fraksi citosolic hati tikus yang telah di fortifikasi dengan NADPH- atau NADPH-pembangkit sistem: dua bagian besar metabolit yang teridentifikasi adalah 1-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-deksa-3-one(6- paradol))dan 1-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-deksa-3-ol (reduksi 6- paradol). 1-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-deksa-3-one (dehidoparardol), bukan merupakan analog zat padas sogaol, yang dibentuk dari metabolism yang sama , dari (6)-sogaol dibawah kondisi inkubasi yang sama. (6)-paradol muncul pada intermeidet reduksi metabolit alfa, beta-unsaturasi keton pada separuh sogaol yang disaturasi oleh alcohol (Surh dan Lec, 1994) (9)

Metabolism lemak dari (6)-gingerol pada tikus telah di teliti oleh Nakazawa dan Ohsawa (2002). Pada pemberian oral (6)-gingerol ,empedu tikus diperlihatkan dalam analisis HPLC yang mengandung metabolit mayor (S)-(6)-gingerol-4’-O-β-gluoronide. Walapun metabolit diperoleh dari (6)-gingerol tidak ditemukan dalam urin, ektrak etil asetat dari urin telah menglami hidrolisis enzimatik, menunjukkan enam metabolit minor (vanilic acid, asam ferulic, (S)-(+)-4-hidroksi-6-oxo-8-(4-hidroksi-3-metoksifenil) asam butanoic, 9-hidroksi (6)-gingerol dan (S)-(+)-(6)-gingerol total ekskresi seluruh metabolit baik mayor dari empedu dan enam minor melalui urin selama 60 jam setelah adanya aministrasion oral dari (6)-gingerol secara berturut-turut kira-kira 48% dan 16% dari dosis. Ekskresi dari enam metabolit minor di dalam urin menurun tajam setelah sterilisasi usus, mungkin karena keterlibatan flora normal di dalam metabolime. Di lain hal, inkubasi (6)-gingerol dengan hepar tikus menunjukkan adanya  9-hidroksi (6)-gingerol, gingerdiol, dan (S)- (6)-gingerol-4’-O-β-gluoronide. Hal ini mengindikasikan bahwa flora normal serta enzim dalam hati, memberikan pengaruh besar terhadap metabollime dari (6)-gingerol(9).

 

 

REFERENSI

  1. Rukmana, Rahmat., 2000, Usaha Tani Jahe, Yogyakarta, Kanisius, 12-13.
  2. 2.      Kemper, K.J., 1999, Ginger (Zingiber officinale), The Center for Holistic Pediatric Education and Research, diakses di Longwood Herbal Task Force: http://www.mcp.edu/herbal/default.htm.
  3. Ernst, E., Pittler, M.H., 2000, Efficacy of Ginger for Nausea and Vomiting, British journal of anaesthesia, 84 (3) : 367-71.
  4. Dulger, Gul., 2012, Herbal Drugs and Druh Interactions, Marmara Pharmaceutical Journal, vol 16 : 9-22.
  5. Gohil, K. J., J. A. Patel., 2007, Herb-drug Interaction : A Review and Study Based on Assessment of Clinical Reports in Literature, Indian Journal Pharmacol, vol 39 (3) : 129-139.
  6. Stuart, Armando Gonzales, 2005, Ginger, Spanish.
  7. Anonim, 2011, Ginger, available at http:// http://www.umm.edu/altmed/articles/ginger-000246.htm# ixzz2QixqLRy4. Diakses pada tanggal 17 April 2011.
  8. Anonim,  2013 ,  Ginger,  available at http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/961.html#skip.  Diakses pada tanggal 17 April 2013
  9. Badreldin H. Ali ., Gerald Blunden.,  Musbah O. Tanira.,  Abderrahim Nemmar ., Some Phytochemical, Pharmacological and Toxicological Properties of Ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology 46 (2008) : 409–420. Available online at http://www.sciencedirect.com

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM (TBA)“GARLIC” “GARLIC” BAB IPENDAHULUAN       Kolesteroladalahkomponenlemak yang

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM (TBA)

“GARLIC”

 

“GARLIC”

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

      Kolesteroladalahkomponenlemak yang terdapatpadapembuluhdarahsemuabinatangdanjugamanusia. Kolesterolsebenarnyabergunasebagaisumberenergi, membentukdindingsel-seldalamtubuh, dansebagaibahandasarpembentukanhormon-hormon steroid. Kadar kolesteroltubuhharusdijaga, karenajikamelebihibatas normal, yaknikurangdari 200 mg/dL, akanmenimbulkanpenyakitataufaktorresiko yang dialamisepertitimbulnyapenyakitjantungkoroner, stroke dandyslipidemia (1).

      Dislipidemiaatauhiperlipidemiamerupakankeadaan  abnormal darimetabolismelemak.  Salah satufaktorresikoutamaterhadapperkembangan CVD (cardiovascular disease). Peningkatanlemakplasma sepertiasamlemak, kolesterol, phospolipiddantrigliseridadapatmenyebabkanperkembanganaterosklerosis. Resiko CVD dapatmenurun 2% hingga 1 % pada serum kolesteroldanbuktimenganjurkanbahwaobatdengankemampuanmenurunkanlemak plasma kemungkinandapatmenurunkankematianakibatkelainancardiovaskuler(1).

      Bawangputihtelah lama digunakansebagaiobat, terkaitsifat-sifatkardiovaskular, antineoplastik, danantimikrobanya. Bawangputihmerupakansuatuobat herbal karenakemampuannyadalammerelaksasikanototpolospembuluhdarah. Beberapastudieksperimentalmenunjukkanadanyabeberapaefekdaribawangputih, termasukefekaktivasisintesis  nitric oxide  endoteldanhiperpolarisasimembranselotot, sehinggadapatmenurunkan tonus pembuluh. Senyawa sulfur, termasukallicin, sebagaizataktifdalamumbiakartanamanbawangputih. Studimenunjukkanefekpenurunan lipid yang signifikannamunsederhanadanaktivitas antiplatelet. Efekpenurunantekanandarah yang signifikanjugatelahdilaporkanpadapenggunaanbawangputih, tetapitidakkonsisten. Bawangputihtampaknyatidakberpengaruhpadametabolismeobat, tetapipasien yang memakaiantikoagulanharusberhati-hatikarenadapatmenyebabkanperdarahan(2).

            Akardaritanamanbawangputihsudah lama digunakanuntukkepentinganmedis.  Bawangputihdapatdigunakandalambentuksegar, dikeringkanataudisaringdandiambilminyaknya. Bawangputihmempunyaikonsentrasitinggi sulfur. Tiosulfinat, yang mengandungallicin, merupakansubstansiaktifdaribawangputih. Allicindibentukketikaalliin, suatuasam amino yang  mengandung sulfur, kontakdenganenzimallinaseketikabawangputihmentahdipotong, dihancurkan,  ataudikunyah. Preparatbawangputihkering yang mengandungalliindanalliinaseharusdikemasdalambentuksalutenterik  agar efektifkarenaasamlambungdapatmenghambatalliinase. Karenaalliinasedideaktivasiolehpanas,  bawangputih  yang telahdimasakkurangbermanfaatlagisecaramedis.  Efekantimikroba, hipolipidemik, danantitrombotik yang terdapatpadabawangputihberhubungandenganalliicindanprodukpemecahannya. Efekantineoplastikmungkinberhubungandenganadanyakomponen sulfur ataukomponenlainnya yang belumdiketahui(7).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

ISI

 

  1. A.    KlasifikasiTanaman

Klasifikasibawangputih, yaitu:

Division         :  Spermatophyta

Sub division   :  Angiosperma

Kelas              :  Monocotyledone

Bangsa           :  Liliales

Suku              :  Liliaceae

Marga            :  Allium

Jenis               :  Allium sativum(1)

Namalokal : Garlic (Inggris)Bawangputih (Indonesia), Bawang (Jawa), Bawangbodas (Sunda), Bhabangpote (Madura), Kasuna (Bali), Bawanghandak (Lampung), Lasunapute (Bugis), Bawabodudo (Ternate), Kalfeofoleu (Timor)(2)

Daerah asaltumbuhan: Asia Tengah(2)

 

  1. B.     IklanProduk

(3)

 

  1. C.    EfekFarmakologidanMekanismeAksi
  2. 1.      Efekfarmakologi

Akarumbitanamanbawangputihdigunakansebagaiobat. Dapatdigunakansegar, dehidrasi, atausebagaiminyakuap-suling. Bawangputihmemilikikonsentrasisenyawa sulfur yang tinggi. Thiosulfinates, termasukallicin, menjadizataktifdalambawangputih. Allicinterbentukketikaalliin, asam amino yang mengandung sulfur, berikatandenganenzimalliinaseketikabawangputihmentahdicincang, dihancurkan, ataudikunyah(2).

Sediaanbawangkering yang mengandungalliindanalliinaseharusdilapisienterik agar menjadiefektifkarenaasamlambungmenghambatalliinase. Karenaalliinasejugadinonaktifkanolehpanas, sebagaiobatbawangputihdimasakdenganpanassedang.Antimikroba, hipolipidemik, antioksidan, danantitrombotikmerupakanefekdarisenyawaallicin. Efekantineoplastikmungkinterkaitdengansenyawa sulfur ataulainnya(4).

 

  1. 2.      Mekanismeaksi

Beberapastuditelahmenunjukkanbahwabawangputihdankonstituennyamenghambatenzimkunci yang terlibatdalamsintesiskolesteroldanasamlemakdalamkulturhepatosittikusdan HepG2 selmanusia. Pengukuranlangsungaktivitasenzimmenunjukkanbahwapadamanusia, bawangputihdanberbagaikonstituennyamenghambatsqualenemonooxygenasedan HMG-CoA reduktase, danenzim yang terlibatdalambiosintesiskolesterol. Hal inijugamenunjukkanbahwasenyawa yang lebihlarutdalam air seperti S-allylcysteine (SAC) dalam AGE (aged garlic extract) kurangsitotoksikdanlebihefisiendalammenghambatbiosintesiskolesteroldaripadasenyawa sulfur larut lipid sepertidiallyl sulfide (DAS)(5).

 

  • Uji Pra Klinis (in vitro)
  1. Efek penurunan kolesterol dan lipid
  2. Efek antitrombotik dan anti-platelet aggregatory
  3. Efek koagulasi darah, fibrinolisis dan peredaran darah
  4. Efek tekanan darah dan tonus pembuluh darah
  5. Efek antioksidan(5)

 

  • Uji Klinis (in vivo)
  1. Efek penurunan kolesterol
  2. Penghambatan agregasi trombosit
  3. Menurunkan tekanan darah
  4. Kardioprotektif(5)

 

  1. D.    Review jurnalhasilujiklinik
  2. 1.      Garlic and Cardiovascular Disease: A Critical Review

Penelitian menunjukkan fakta bahwa bawang putih mengurangi kolesterol, menghambat agregasi platelet, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan status antioksidan(5).

Sejumlah uji klinis telah dilakukan dengan preparat bawang putih yang berbeda. Upaya percobaan klinis pada manusia telah dilakukan sejak tahun 1993. Masa uji coba dilakukan selama jangka waktu minimal 2 minggu dan parameter yang diujiadalah: (a) efek penurun kolesterol, (b) penghambatan agregasi trombosit, (c) menurunkan tekanan darah, dan (d ) sifat kardioprotektif lainnya(5).

  • Efekpenurunankolesterol

Sejak tahun 1993, 25 uji klinis yang telah meneliti efek hipolipidemik bawang putih telah dipublikasikan. 14 hasil studi menunjukkan bahwa bawang putih tidak berpengaruh pada penurunan kolesterol, tetapi 11 hasil studi lainnya menunjukkan penurunan kolesterol serum. 11 studi yang menunjukkan efek positif pengurangan kolesterol dilakukan pada kasus hiperkolesterolemia, 5 studi menggunakan AGE (aged garlic extract), dan sisanya digunakan bubuk bawang putih. Dimungkinkan penurunan kolesterol akan terlihat hanya di atas ambang tertentu. Zhang et al. melaporkan bahwa gender dapat mempengaruhi aktivitas bawang putih pada kolesterol plasma dan kadar glukosa subyek normal.Peninjauan sistematis efektivitas bawang putih sebagai agen antihyperlipidemic diterbitkan pada tahun 2003 oleh Alder et al. Dari 10 studi ditemukan 6 studi yang menyatakan bawang putih efektif dalam mengurangi kadar kolesterol serum. Rata-rata penurunan kolesterol total adalah 9,9%, 11,4% LDL, dan trigliserida 9,9%(5).

 

  1. 2.      Effects of anethum graveolens and garlic on lipid profile in hyperlipidemic patients
  • Metode

Studi ini single-blind, randomized, placebo-controlled intervention pada pasien dengan penyakit arteri koroner dengan hiperlipidemia yang baru didiagnosa. 172 pasien dipilih dari departemen kardiologi rawat jalan dari Shiraz University of Medical Sciences.

Kriteria eksklusi meliputi; memiliki gangguan hati , ginjal dan aluran pencernaan yang signifikan, infark miokard akut, penyakit endokrin yang tidak terkontrol, dan telah mendapat terapi untuk hiperlipidemia sebelumnya à 22 pasien diekslusi dari penelitian.

150 pasien hiperlipidemia dengan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL dan atau LDL-kolesterol ≥ 100 mg/dL setelah 10 jam puasa, diperiksa pada kondisi yang sama. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang sama secara acak (@50 pasien). Pasien diberikan tablet salut enterik bubuk bawang putih (400 mg bawang putih, 1 mg allicin) dua kali sehari, Anethum tablet (650 mg) dua kali sehari, dan plasebo tablet. Seluruh pasien mendapatkan diet NCEP tipe n dan 6 minggu kemudian, diperiksa profil lipid (kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida) setelah 10 jam puasa(6).

  • Hasil

Dalam kelompok bawang putih: kolesterol total (menurun sebesar 26.82 mg / dl, penurunan 12,1%, dan P-value: 0,000), dan kolesterol LDL (menurun sebesar 22,18 mg / dl, penurunan 17,3%, dan P-value: 0,000 ) turun. HDL-kolesterol (meningkat sebesar 10,02 mg / dl, meningkat 15,7%, dan P-value: 0,000) meningkat. Meskipun trigliserida menurun 13,72 mg / dl (6,3%) tapi ini tidak signifikan secara statistik (P-value: 0,222)(6).

 

  1. E.     Interaksidengan herbal atauobat lain

Menurut salah satu studi menyatakan bahwa garlic memiliki efek yang bertentangan dengan protease inhibitor.Untuk pasien yang menggunakan antikoagulan disarankan untuk berhati hati dalam mengkonsumsi bawang putih. Karena didalam bawang putih terkandung antitrombotik. Untuk pasien yang akan menjalani operasi pembedahan disarankan untuk tidak mengkonsumsi bawang putih dosis tinggi pada 7 – 10 hari sebelum operasi. Karena bisa berakibat terjadinya pendarahan yang panjang dan menyebabkan gangguan spontan pada tulang belakang epidural hematoma(4).

 

  1. F.     Efektoksik

Padapenggunaan garlic tidakmenimbulkanefektoksikpadamanusia,hanyamenimbulkanefeksamping. Efek samping mengkonsumsi garlic yang paling umum adalah timbulnya bau mulut dan bau badan yang kurang enak. Konsumsi bawang putih mentah dalam jumlah yang berlebihan, terutama saat kondisi perut sedang kosong dapat mengakibatkan gangguan pada gastrointestinal, perut kembung, dan perubahan dalam usus flora. Efek lain yaitu dapat mengakibatkan dermatitis alergi, luka bakar, dan lecet dengan penggunaan topikal namun (jarang terjadi)(4).

 

  1. G.    Dosis

Dosis bawah putih secara umum

  • Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1 sampai 2 siung)
  • Bubuk kering (1,3 persen alliin): 300 mg2 sampai 3 kali per hari
  • Ekstrak: 7.2 g per hari (4)

Manfaat, EfekSamping, Interaksi, danDosisBawangPutih(4).

Manfaat

Antihipertensi : efekinkonsisten

Antimikroba : data tidakcukup

Antineoplasma : efekpositifdaripenelitian

Antitrombotik : efek anti platelet

Hipoglikemik : tidakadaefek

Penurun lipid : efekjangkapendekpositif

EfekSamping

Tersering : bautubuhdanbaunafas

Jarang : kembung, gangguan GI

Sangatjarang : dermatitis, terbakar/melepuh

Interaksi

Untuk pasien yang menggunakan antikoagulan disarankan untuk berhati hati dalam mengkonsumsi bawang putih. Karena didalam bawang putih terkandung antitrombotik. Untuk pasien yang akan menjalani operasi pembedahan disarankan untuk tidak mengkonsumsi bawang putih dosis tinggi pada 7 – 10 hari sebelum operasi. Karena bisa berakibat terjadinya pendarahan yang panjang dan menyebabkan gangguan spontan pada tulang belakang epidural hematoma

DosisDewasa

Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1 sampai 2 siung)

Bubuk kering (1,3 persen alliin): 300 mg2 sampai 3 kali per hari

Ekstrak: 7.2 g per hari

 

  1. H.    Farmakokinetika (ADME)

Garlic diabsorbsi di ususkecildenganmelepaskanzataktifberupaAllicin. Allicin yang sudahdilepaskanselanjutnyadimetabolismemenjadiberbagaimacamsenyawaorganiksulfur seperti DADS olehenzymdalamhepardandilepaskanbersamadengannafas. Belumdiketahuisecarapastikonsentrasidalamdarahdanbioavaiabilitasnya(7).

 

BAB III

KESIMPULAN

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Syamsiah, T.S., danTajudin, 2003, KhasiatdanManfaatBawangPutih, Agro Media Pustaka, Jakarta.
  2. A.N.S., Thomas, 1989, TanamanObatTradisional 1, PenerbitKanisius, Yogyakarta.
  3. Sani.,A., 2008, Hypertention Current Perspective, MedyaCrea, Jakarta, hal 9-11
  4. Tattelman, Ellen, 2005, Health Effects of Garlic, American Family Physician, Volume 72, Number 1 July 1, 2005
  5. Khalid Rahman and Gordon M.Lowe, 2006, Garlic and Cardiovascular Disease, American Society for Nutritions, J. Nutr. 136:736S-740S
  6. Javad.,K.,Amir R.V., 2005, Effects of anethum graveolens and garlic on lipid profile in hyperlipidemic patients, Departement Cardiology, Shiraz University of Medical Science, Iran, hal 1-5
  7. Darmadi, Riska H.R., PerananBawangPutih (Allium sativum) TerhadapHipertensi, PagarAlam, Lampung

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM (TBA)“GARLIC” “GARLIC” BAB IPENDAHULUAN       Kolesteroladalahkomponenlemak yang

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM (TBA)

“GARLIC”

 

“GARLIC”

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

      Kolesteroladalahkomponenlemak yang terdapatpadapembuluhdarahsemuabinatangdanjugamanusia. Kolesterolsebenarnyabergunasebagaisumberenergi, membentukdindingsel-seldalamtubuh, dansebagaibahandasarpembentukanhormon-hormon steroid. Kadar kolesteroltubuhharusdijaga, karenajikamelebihibatas normal, yaknikurangdari 200 mg/dL, akanmenimbulkanpenyakitataufaktorresiko yang dialamisepertitimbulnyapenyakitjantungkoroner, stroke dandyslipidemia (1).

      Dislipidemiaatauhiperlipidemiamerupakankeadaan  abnormal darimetabolismelemak.  Salah satufaktorresikoutamaterhadapperkembangan CVD (cardiovascular disease). Peningkatanlemakplasma sepertiasamlemak, kolesterol, phospolipiddantrigliseridadapatmenyebabkanperkembanganaterosklerosis. Resiko CVD dapatmenurun 2% hingga 1 % pada serum kolesteroldanbuktimenganjurkanbahwaobatdengankemampuanmenurunkanlemak plasma kemungkinandapatmenurunkankematianakibatkelainancardiovaskuler(1).

      Bawangputihtelah lama digunakansebagaiobat, terkaitsifat-sifatkardiovaskular, antineoplastik, danantimikrobanya. Bawangputihmerupakansuatuobat herbal karenakemampuannyadalammerelaksasikanototpolospembuluhdarah. Beberapastudieksperimentalmenunjukkanadanyabeberapaefekdaribawangputih, termasukefekaktivasisintesis  nitric oxide  endoteldanhiperpolarisasimembranselotot, sehinggadapatmenurunkan tonus pembuluh. Senyawa sulfur, termasukallicin, sebagaizataktifdalamumbiakartanamanbawangputih. Studimenunjukkanefekpenurunan lipid yang signifikannamunsederhanadanaktivitas antiplatelet. Efekpenurunantekanandarah yang signifikanjugatelahdilaporkanpadapenggunaanbawangputih, tetapitidakkonsisten. Bawangputihtampaknyatidakberpengaruhpadametabolismeobat, tetapipasien yang memakaiantikoagulanharusberhati-hatikarenadapatmenyebabkanperdarahan(2).

            Akardaritanamanbawangputihsudah lama digunakanuntukkepentinganmedis.  Bawangputihdapatdigunakandalambentuksegar, dikeringkanataudisaringdandiambilminyaknya. Bawangputihmempunyaikonsentrasitinggi sulfur. Tiosulfinat, yang mengandungallicin, merupakansubstansiaktifdaribawangputih. Allicindibentukketikaalliin, suatuasam amino yang  mengandung sulfur, kontakdenganenzimallinaseketikabawangputihmentahdipotong, dihancurkan,  ataudikunyah. Preparatbawangputihkering yang mengandungalliindanalliinaseharusdikemasdalambentuksalutenterik  agar efektifkarenaasamlambungdapatmenghambatalliinase. Karenaalliinasedideaktivasiolehpanas,  bawangputih  yang telahdimasakkurangbermanfaatlagisecaramedis.  Efekantimikroba, hipolipidemik, danantitrombotik yang terdapatpadabawangputihberhubungandenganalliicindanprodukpemecahannya. Efekantineoplastikmungkinberhubungandenganadanyakomponen sulfur ataukomponenlainnya yang belumdiketahui(7).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

ISI

 

  1. A.    KlasifikasiTanaman

Klasifikasibawangputih, yaitu:

Division         :  Spermatophyta

Sub division   :  Angiosperma

Kelas              :  Monocotyledone

Bangsa           :  Liliales

Suku              :  Liliaceae

Marga            :  Allium

Jenis               :  Allium sativum(1)

Namalokal : Garlic (Inggris)Bawangputih (Indonesia), Bawang (Jawa), Bawangbodas (Sunda), Bhabangpote (Madura), Kasuna (Bali), Bawanghandak (Lampung), Lasunapute (Bugis), Bawabodudo (Ternate), Kalfeofoleu (Timor)(2)

Daerah asaltumbuhan: Asia Tengah(2)

 

  1. B.     IklanProduk

(3)

 

  1. C.    EfekFarmakologidanMekanismeAksi
  2. 1.      Efekfarmakologi

Akarumbitanamanbawangputihdigunakansebagaiobat. Dapatdigunakansegar, dehidrasi, atausebagaiminyakuap-suling. Bawangputihmemilikikonsentrasisenyawa sulfur yang tinggi. Thiosulfinates, termasukallicin, menjadizataktifdalambawangputih. Allicinterbentukketikaalliin, asam amino yang mengandung sulfur, berikatandenganenzimalliinaseketikabawangputihmentahdicincang, dihancurkan, ataudikunyah(2).

Sediaanbawangkering yang mengandungalliindanalliinaseharusdilapisienterik agar menjadiefektifkarenaasamlambungmenghambatalliinase. Karenaalliinasejugadinonaktifkanolehpanas, sebagaiobatbawangputihdimasakdenganpanassedang.Antimikroba, hipolipidemik, antioksidan, danantitrombotikmerupakanefekdarisenyawaallicin. Efekantineoplastikmungkinterkaitdengansenyawa sulfur ataulainnya(4).

 

  1. 2.      Mekanismeaksi

Beberapastuditelahmenunjukkanbahwabawangputihdankonstituennyamenghambatenzimkunci yang terlibatdalamsintesiskolesteroldanasamlemakdalamkulturhepatosittikusdan HepG2 selmanusia. Pengukuranlangsungaktivitasenzimmenunjukkanbahwapadamanusia, bawangputihdanberbagaikonstituennyamenghambatsqualenemonooxygenasedan HMG-CoA reduktase, danenzim yang terlibatdalambiosintesiskolesterol. Hal inijugamenunjukkanbahwasenyawa yang lebihlarutdalam air seperti S-allylcysteine (SAC) dalam AGE (aged garlic extract) kurangsitotoksikdanlebihefisiendalammenghambatbiosintesiskolesteroldaripadasenyawa sulfur larut lipid sepertidiallyl sulfide (DAS)(5).

 

  • Uji Pra Klinis (in vitro)
  1. Efek penurunan kolesterol dan lipid
  2. Efek antitrombotik dan anti-platelet aggregatory
  3. Efek koagulasi darah, fibrinolisis dan peredaran darah
  4. Efek tekanan darah dan tonus pembuluh darah
  5. Efek antioksidan(5)

 

  • Uji Klinis (in vivo)
  1. Efek penurunan kolesterol
  2. Penghambatan agregasi trombosit
  3. Menurunkan tekanan darah
  4. Kardioprotektif(5)

 

  1. D.    Review jurnalhasilujiklinik
  2. 1.      Garlic and Cardiovascular Disease: A Critical Review

Penelitian menunjukkan fakta bahwa bawang putih mengurangi kolesterol, menghambat agregasi platelet, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan status antioksidan(5).

Sejumlah uji klinis telah dilakukan dengan preparat bawang putih yang berbeda. Upaya percobaan klinis pada manusia telah dilakukan sejak tahun 1993. Masa uji coba dilakukan selama jangka waktu minimal 2 minggu dan parameter yang diujiadalah: (a) efek penurun kolesterol, (b) penghambatan agregasi trombosit, (c) menurunkan tekanan darah, dan (d ) sifat kardioprotektif lainnya(5).

  • Efekpenurunankolesterol

Sejak tahun 1993, 25 uji klinis yang telah meneliti efek hipolipidemik bawang putih telah dipublikasikan. 14 hasil studi menunjukkan bahwa bawang putih tidak berpengaruh pada penurunan kolesterol, tetapi 11 hasil studi lainnya menunjukkan penurunan kolesterol serum. 11 studi yang menunjukkan efek positif pengurangan kolesterol dilakukan pada kasus hiperkolesterolemia, 5 studi menggunakan AGE (aged garlic extract), dan sisanya digunakan bubuk bawang putih. Dimungkinkan penurunan kolesterol akan terlihat hanya di atas ambang tertentu. Zhang et al. melaporkan bahwa gender dapat mempengaruhi aktivitas bawang putih pada kolesterol plasma dan kadar glukosa subyek normal.Peninjauan sistematis efektivitas bawang putih sebagai agen antihyperlipidemic diterbitkan pada tahun 2003 oleh Alder et al. Dari 10 studi ditemukan 6 studi yang menyatakan bawang putih efektif dalam mengurangi kadar kolesterol serum. Rata-rata penurunan kolesterol total adalah 9,9%, 11,4% LDL, dan trigliserida 9,9%(5).

 

  1. 2.      Effects of anethum graveolens and garlic on lipid profile in hyperlipidemic patients
  • Metode

Studi ini single-blind, randomized, placebo-controlled intervention pada pasien dengan penyakit arteri koroner dengan hiperlipidemia yang baru didiagnosa. 172 pasien dipilih dari departemen kardiologi rawat jalan dari Shiraz University of Medical Sciences.

Kriteria eksklusi meliputi; memiliki gangguan hati , ginjal dan aluran pencernaan yang signifikan, infark miokard akut, penyakit endokrin yang tidak terkontrol, dan telah mendapat terapi untuk hiperlipidemia sebelumnya à 22 pasien diekslusi dari penelitian.

150 pasien hiperlipidemia dengan kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dL dan atau LDL-kolesterol ≥ 100 mg/dL setelah 10 jam puasa, diperiksa pada kondisi yang sama. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang sama secara acak (@50 pasien). Pasien diberikan tablet salut enterik bubuk bawang putih (400 mg bawang putih, 1 mg allicin) dua kali sehari, Anethum tablet (650 mg) dua kali sehari, dan plasebo tablet. Seluruh pasien mendapatkan diet NCEP tipe n dan 6 minggu kemudian, diperiksa profil lipid (kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida) setelah 10 jam puasa(6).

  • Hasil

Dalam kelompok bawang putih: kolesterol total (menurun sebesar 26.82 mg / dl, penurunan 12,1%, dan P-value: 0,000), dan kolesterol LDL (menurun sebesar 22,18 mg / dl, penurunan 17,3%, dan P-value: 0,000 ) turun. HDL-kolesterol (meningkat sebesar 10,02 mg / dl, meningkat 15,7%, dan P-value: 0,000) meningkat. Meskipun trigliserida menurun 13,72 mg / dl (6,3%) tapi ini tidak signifikan secara statistik (P-value: 0,222)(6).

 

  1. E.     Interaksidengan herbal atauobat lain

Menurut salah satu studi menyatakan bahwa garlic memiliki efek yang bertentangan dengan protease inhibitor.Untuk pasien yang menggunakan antikoagulan disarankan untuk berhati hati dalam mengkonsumsi bawang putih. Karena didalam bawang putih terkandung antitrombotik. Untuk pasien yang akan menjalani operasi pembedahan disarankan untuk tidak mengkonsumsi bawang putih dosis tinggi pada 7 – 10 hari sebelum operasi. Karena bisa berakibat terjadinya pendarahan yang panjang dan menyebabkan gangguan spontan pada tulang belakang epidural hematoma(4).

 

  1. F.     Efektoksik

Padapenggunaan garlic tidakmenimbulkanefektoksikpadamanusia,hanyamenimbulkanefeksamping. Efek samping mengkonsumsi garlic yang paling umum adalah timbulnya bau mulut dan bau badan yang kurang enak. Konsumsi bawang putih mentah dalam jumlah yang berlebihan, terutama saat kondisi perut sedang kosong dapat mengakibatkan gangguan pada gastrointestinal, perut kembung, dan perubahan dalam usus flora. Efek lain yaitu dapat mengakibatkan dermatitis alergi, luka bakar, dan lecet dengan penggunaan topikal namun (jarang terjadi)(4).

 

  1. G.    Dosis

Dosis bawah putih secara umum

  • Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1 sampai 2 siung)
  • Bubuk kering (1,3 persen alliin): 300 mg2 sampai 3 kali per hari
  • Ekstrak: 7.2 g per hari (4)

Manfaat, EfekSamping, Interaksi, danDosisBawangPutih(4).

Manfaat

Antihipertensi : efekinkonsisten

Antimikroba : data tidakcukup

Antineoplasma : efekpositifdaripenelitian

Antitrombotik : efek anti platelet

Hipoglikemik : tidakadaefek

Penurun lipid : efekjangkapendekpositif

EfekSamping

Tersering : bautubuhdanbaunafas

Jarang : kembung, gangguan GI

Sangatjarang : dermatitis, terbakar/melepuh

Interaksi

Untuk pasien yang menggunakan antikoagulan disarankan untuk berhati hati dalam mengkonsumsi bawang putih. Karena didalam bawang putih terkandung antitrombotik. Untuk pasien yang akan menjalani operasi pembedahan disarankan untuk tidak mengkonsumsi bawang putih dosis tinggi pada 7 – 10 hari sebelum operasi. Karena bisa berakibat terjadinya pendarahan yang panjang dan menyebabkan gangguan spontan pada tulang belakang epidural hematoma

DosisDewasa

Bawang putih mentah : 4 gram per hari (1 sampai 2 siung)

Bubuk kering (1,3 persen alliin): 300 mg2 sampai 3 kali per hari

Ekstrak: 7.2 g per hari

 

  1. H.    Farmakokinetika (ADME)

Garlic diabsorbsi di ususkecildenganmelepaskanzataktifberupaAllicin. Allicin yang sudahdilepaskanselanjutnyadimetabolismemenjadiberbagaimacamsenyawaorganiksulfur seperti DADS olehenzymdalamhepardandilepaskanbersamadengannafas. Belumdiketahuisecarapastikonsentrasidalamdarahdanbioavaiabilitasnya(7).

 

BAB III

KESIMPULAN

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Syamsiah, T.S., danTajudin, 2003, KhasiatdanManfaatBawangPutih, Agro Media Pustaka, Jakarta.
  2. A.N.S., Thomas, 1989, TanamanObatTradisional 1, PenerbitKanisius, Yogyakarta.
  3. Sani.,A., 2008, Hypertention Current Perspective, MedyaCrea, Jakarta, hal 9-11
  4. Tattelman, Ellen, 2005, Health Effects of Garlic, American Family Physician, Volume 72, Number 1 July 1, 2005
  5. Khalid Rahman and Gordon M.Lowe, 2006, Garlic and Cardiovascular Disease, American Society for Nutritions, J. Nutr. 136:736S-740S
  6. Javad.,K.,Amir R.V., 2005, Effects of anethum graveolens and garlic on lipid profile in hyperlipidemic patients, Departement Cardiology, Shiraz University of Medical Science, Iran, hal 1-5
  7. Darmadi, Riska H.R., PerananBawangPutih (Allium sativum) TerhadapHipertensi, PagarAlam, Lampung

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM ECHINACEA KLASIFIKASINama Latin : Echinacea

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM ECHINACEA

 

KLASIFIKASI

Nama Latin     : Echinacea purpurea, Echinacea angustifolia, Echinacea pallida

Nama lain        : Echinacea, purple coneflower, coneflower, American coneflower (1)

Kingdom         : Plantae

Subkindom      : Traceobionta

Division           : Magnolyopita

Class                : Magnoliopsida

Subclass          : Asteridae

Family             : Asteraceae

Genus              : Echinaceae Moench

Species            : Echinaceae Purpurea (L.) Moench (2)

Tumbuhan Echinacea yang digunakan sebagai obat adalah akarnya. Echinacea purpurea dan E. pallid digunakan sebagai imunostimulan dan dalam pengobatan infeksi pernapasan. Kedua spesies dimanfaatkan untuk pembuatan produk farmasetik dan terdapat sejumlah data mengenai efikasinya. Spesies lain juga digunakan, tetapi tidak cukup data yang tersedia untuk memvalidasi penggunaannya. Kandungan zat aktif tidak diketahui. Oleh karena itu, ekstrak kedua spesies ini di pasaran (dan biasanya dianggap aktif secara farmakologis) dapat digolongkan sebagai tipe C. Kandungan yang menonjol adalah turunan asam kafeat (sekitar 1%), terutama ekinakosida (E.pallida), asam sikorat (E.purpurea), alkamida (E.purpurea), sejumlah kecil minyak atsiri dan polisakarida (keduanya dari spesies Echinacea spp.)(3).

 

  1. A.    IKLAN PRODUK
    1. Echinacea

Produk           : PT Sidomuncul

Komposisi      : Ekstrak Echinaceae Radix

(terstandarisasi 4% echinacoside),

setara dengan 500 mg bahan kering.

Sediaan : Kapsul

Aturan minum :

1-3 x sehari @ 1 kapsul sesudah makan

atau sesuai petunjuk dokter.

Kontraindikasi : Penderita TBC, leucosis,

kolagenosis, multiple sclerosis, AIDS, infeksi HIV, dan gangguan autoimun.

Harga : 49.000

Manfaat :

  1. Meningkatkan sistem kekebalan (imunitas) tubuh.
  2. Membantu mencegah dan mengatasi gangguan saluran pernapasan atas (flu, radang tenggorokan, batuk, sinusitis, bronkitis).
  3. Membantu mengobati luka yang susah sembuh dan bengkak bernanah.
  4. Untuk pengobatan pada keracunan, gigitan serangga beracun/ular.
  5. Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.

 

  1. B.     MEKANISME KERJA

Jurnal “Applications of the Phytomedicine Echinaceapurpurea (Purple Coneflower) in Infectious Diseases” telah menunjukkan bahwa beberapa ekstrak Echinacea jelas mengandung senyawa, atau kombinasi dari senyawa, dengan kemampuan untuk berinteraksi secara khusus dengan virus dan mikroba. Selain itu, ekstrak ini dapat mempengaruhi berbagai jalur sinyal sel epitel dan menghambat virus / bakteri yang disebabkan sekresi sitokin / kemokin dan mediator inflamasi lainnya yang bertanggung jawab untuk gejala paru. Karena banyak jalur sinyal dapat dipengaruhi oleh Echinacea dalam tipe sel yang berbeda, termasuk sel-sel kekebalan tubuh, dapat dibayangkan bahwa efek menguntungkan secara keseluruhan karena kombinasi senyawa tertentu bekerja secara sinergis. Contoh sinergisme dalam pengobatan herbal telah dijelaskan dan dalam beberapa kasus divalidasi eksperimental, dan ada kemungkinan bahwa Echinacea tertentu juga menampilkan sinergisme.

Dapat meningkatkan imunitas tubuh dengan cara:

–          mengaktifkan fagositosis

–          menstimulasi sel-sel fibroblas

–          meningkatkan aktivitas respirasi

meningkatkan mobilitas leukosit(4).

  1. C.    EFEK FARMAKOLOGI
    1. Aktivitas Anti Inflamasi

Echinacea purpurea adalah salah satu spesies utama Echinacea, obat ini telah lama digunakan untuk mengobati infeksi untuk membantu penyembuhan luka dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Alkamides dan turunan asam caffeic yang kuat adalah agen anti – inflamasi hadir dalam Echinacea. Alkamides echinacea yang diturunkan memiliki imunomodulator dan aktivitas anti-inflamasi. Efek anti-inflamasi melalui penghambatan produksi mediator inflamasi tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dan oksida nitrat (NO) (5).

 

  1. 2.      Anti Oksidant

Echinacea ditemukan menjadi antioksidan yang sangat ampuh. Metabolisme asam arakidonat dan produksi E2 prostaglandin berkurang oleh beberapa E. purpurea. Ekstrak alkohol Echinacea biasanya terdiri dari dua kelas bahan kimia alami, alkamides lipofilik dan turunan asam caffeic larut dalam air. Turunan asam caffeic adalah antioksidan yang efektif dalam sistem generasi radikal bebas dan memiliki aktivitas anti hialuronidase (5).

 

  1. 3.      Anti Immunosupresant

Echinacea menunjukkan efek stimulasi bila diterapkan pada sel-sel kekebalan dalam budaya atau intraperitoneal disuntikkan ke tikus. Echinacea merangsang Neutrofil dan fungsi makrofag fagositosis. Studi lain ilmiah menunjukkan bahwa Echinacea  purpurea memiliki  efek  non spesifik, jangka pendek stimulan sistem kekebalan tubuh propert(5).

 

  1. 4.      Anti Viral

Benzalkonium klorida dan fitokimia yang berasal dari Echinacea purpurea ditemukan memiliki aktivitas antivirus terhadap virus herpes dalam model sel manusia. Estrak hidrofilik dan lipofilik kompleks Echinacea memiliki lebih pada aktivitas virus-infeksi fraksi inhibititor. Polisakarida yang berasal dari Echinacea purpurea telah menunjukkan aktivitas untuk merangsang aktivitas makrofag dan fungsi yang terkait dengan produksi sitokin dan kelompok senyawa fenolik serta alkamides, yang telah menunjukkan sifat antivirus dan antijamur(5).

 

  1. 5.      Anti Fungi

Ekstrak E. purpurea terbukti memiliki aktivitas antijamur dalam serangkaian percobaan in vitro aktivitas pengujian terhadap berbagai spesies Candida, dan berbagai Saccharomyces cerevisiae, Candida albicans penyebab jamur yang paling umum dari penyakit kulit manusia. Polisakarida yang kaya pada ekstrak Echinacea purpurea ditemukan untuk mengurangi infeksi dan angka kematian tikus imunosupresi terinfeksi Candida(5).

 

  1. D.    REVIEW JURNAL HASIL UJI KLINIK

Jurnal yang ditelaah berjudul “The Effects Of Echinacea Purpurea Dried Extract On Humoral Immune Response Of Broiler Chicks To Newcastle Vaccination” dari African Journal of Biotechnology. Dalam jurnal ini membahas tentang efek dari Echinacea purpurea extract kering pada respon imun humoral vaksinasi anak ayam broiler di Newcastle(6).

Saat ini, penggunaan vaksin hidup dan dibunuh biasanya dilakukan untuk mencegah penyakit unggas, namun beberapa peternakan unggas sedang dihadapi dengan penyakit ini karena vaksin yang tersedia tidak menghasilkan cukup antibodi. Dalam penelitian ini, upaya telah dilakukan untuk menyelidiki efek menggunakan Echinacea purpurea yang menstimulus kekebalan pada produksi antibodi terhadap vaksin Newcastle(6).

Empat ratus lima puluh (450) ayam pedaging (Cobb) dibagi menjadi lima kelompok dan tiga ulangan dari 30 ekor ayam per ulangan. Selama enam minggu, berbagai dosis ekstrak kering (17, 21, 25, 29 mg / kg) E. purpurea diberikan dalam air minum untuk empat kelompok perlakuan, dan plasebo diberikan kepada kelompok kontrol. Semua kelompok menerima vaksin Newcastle pada hari-hari: 11, 19 dan 38. Selanjutnya, pada hari 10, 25, 34 dan 42, sampel darah diambil dari masing-masing kelompok dan titer antibodi didefinisikan dengan uji HI(6).

Ekstrak kering E. purpurea diperoleh dari Saha Perusahaan Iran, digunakan dalam 4 periode yang berbeda pada kelompok perlakuan. Air suling bukan ramuan dalam kondisi identik yang digunakan untuk kelompok kontrol.  Pengambilan sampel darah dilakukan sehari sebelum vaksinasi pertama dan kemudian, setelah tiga kali vaksinasi (pengambilan sampel darah dilakukan dengan memotong kepala ayam ‘diikuti dengan pengambilan sampel dari daerah sayap pada hari ke-10). Sampel dipindahkan ke laboratorium dan serum sampel ‘dipisahkan pada 3.000 rpm disentrifuge selama 15 menit, untuk melakukan uji HI pada sampel serum. Secara keseluruhan, sampling dilakukan empat kali(6).

 

 

  1. E.     INTERAKSI DENGAN OBAT SINTETIK

Echinaceae berinteraksi dengan beberapa obat yaitu dextrometrophan, immunosupresant, tolbutamide dan midazolam.

  1. Echinaceae dan dextromethrophan

Uji in vitro mengajukan bahwa echinaceae memberikan efek yang lemah dalam menghambat isoenzym sitokrom P450,meskipun begitu pada studi in vivo dengan menggunakan debrisoquine (substrate lain yang dapat memeriksa dari CYP2D6), saran tersebut tidak memberikan keterkaitan dalam uji klinik

  1. Echinaceae dan digoxin

Pada uji in vitro tidak ada efek farmakokinetik secara signifikan jika euchinaceae diberikan bersamaan dengan digoxin dengan suatu substrat untuk P-glycoprotein.Digoxin ini sebagai substrat untuk memeriksa P-glikoprotein,maka dari itu tidak ada bukti klinis secara relevan yang menunjukkan adanya interaksi antara echinaceae dan P-glycoprotein.

  1. Echinaceae dan immunosuppressants

Interaksi keduanya masih dalam hipotesis,karena belum ditemukan laporan uji klinik.Echinaceae memberikan efek imunostimulan,dalam teoritis echinaceae dapat memberikan efek antagonis dari obat immunosupresive.Pada pembuatan dari 3 produk yang telah memiliki surat izin dari MHRA di United Kingdom menyarankan dengan penggunaan yang berlawanan untuk imunosupresive terutama ciclosporin dan methotrexate.

  1. Echinaceae dan Midazolam

Echinaceae tidak menyebabkan nilai AUC dan clearence dengan penggunaan oral midazolam berubah,meskipun dapat meningkatkan bioavibilitas.Clearence pada penggunaan intravena midazolam mungkin dapat meningkat pada pemberian Echinaceae.Dengan mekanisme midazolam terutama dimetabolisme oleh isoenzim CYP3A sitokrom P450.Hal tersebut dapat disarankan bahwa adanya pemilihan efek pada isoenzym CYP3A sitokrom P450 pada hati dan saluran pencernaan.Berdasarkan hasil studi terdapat perbedaan efek jika diberikan dalam midazolam oral dan midazolam intravena.

 

  1. Echinacea dan Tolbutamide

Penggunaan echinaceae dan tolbutamide tidak memberikan efek klinik pada farmakokinetik yang relevan,sehingga tidak perlu adanya penyesuaian dosis tolbutamide saat bersamaan dalam penggunaan echinaceae (7).

 

  1. F.     EFEK TOKSIK

Echinacea dapat menyebabkan reaksi alergi dari tingkat yang ringan menjadi anafilaksis, yaitu keadaan sulit bernafas biasanya diiringi dengan rasa tercekik dan rasa lemas. Penderita asma dan alergi mendapat resiko yang berat jika mengkonsumsi karena akan mengalami anafilaksis sehingga dapat memperburuk kondisi penderita tersebut. Echinacea juga menyebabkan efek samping numbing temporer dan sensasi tingling pada kulit mulut yang sedang menurun sistem imunnya. Echinacea tidak aman jika diminum oleh individu yang hamil dan menyusui (8).

 

  1. G.    DOSIS

Pada sebuah penelitian lainnya dpt dilihat brbgai spesies Echinacea dapat digunakan sebagai terapi Common cold atau demam. Pada penelitian ini dibandingkan bagian-bagian dari tmbuhan spesie Echinacea dengan placebo. Dosis-dosisnya dapat dilihat pada table dibawah ini(9)

 

Imboost

Imboost Tablet dan Imboost Syrup 60 ml & 120 ml.

—   Komposisi :

Imboost tablet Echinacea purpurea 250 mg dan Zn picolinate 10 mg; Imboost syrup Echinacea purpurea 250 mg dan Zn picolinate 5 mg.

—  Biasanya digunakan untuk infeksi akut pernafasan akibat virus baik yang terjadi pada penyakit paru kronik ataupun tidak. Jarang digunakan pada tuberkulosis.

1)       Penyakit Paru Obstruktif Kronik/Bronkitis kronis eksaserbasi akut

 Imboost dengan dosis 2-3x 1 tablet/hari selama 2 minggu.

2)       Asma eksaserbasi akut

Imboost dengan dosis 2-3x 1 tablet/hari selama 2 minggu

3)    Bronkiektasis

Dosis 2×1 tablet/hari selama 2-4 minggu, interval (break) 2-4 minggu, kemudian pemberian diulang kembali dengan dosis 2×1 tablet/hari selama 2-4 minggu(10).

 

  1. H.    FARMAKOKINETIK

Asam hydroxycinnamic merupakan salah satu kelas utama asam fenolik. Beberapa kelompok penelitian gagal untuk mendeteksi adanya asam klorogenat yang sekelompok dengan asam hydroxycinnamic pada plasma manusia atau tikus setelah mengkonsumi Echinaceae. Seharusnya dalam plasma dan urin ditemukan asam klorogenat,sehingga dapat disimpulkan bahawa dalam penelitian ini asam klorogenat yang diserap dan dimetabolisme cepat.Namun dalam penelitian pada produk Echinaceae tertentu memberikan hasil yang berbeda secara signifikan jika diteliti farmakokinetik dari hydroxycinnamate.Alkamide juga menjadi studi dalam kapasitas absorbsi. Dilaporkan konsentrasi dari aklamide dalam serum antara 10,88 – 336 ng/ml dengan t1/2 yaitu 71,9 menit,pada studi lain didapat t1/2 berkisar 0,4 – 1,03 jam dengan observasi pada senyawa yang sama.Nilai t1/2 juga tergantung pada struktur alkylamide.Info terbaru melaporkan bahwa Echinaceae memiliki aktivitas anxyolityc (11).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. USDA NRCS National Plant Data Center, Plant Guide, Civil Rights at the Natural Resources Convervation Service
  2. Anonim, http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=ECPU, 21 April 2013 jam 20.35 WIB
  3. Heinrich, Michael., 2009, Farmakognosi dan Fitoterapi, Jakarta, EGC
  4. James B. Hudson, 2012, Applications of the Phytomedicine Echinacea purpurea (Purple Coneflower) in Infectious Diseases, Journal of Biomedicine and Biotechnology Volume 2012: 16
  5. K.M.Kumar, K.H., Ramaiah Sudha., 2011, Pharmacologicl Importance  of Echinacea purpurea, International Journal of Pharma and Bio Sciences. 2 (4) : 307-309
  6. Adel Feizi, Farhad Dadian, 2012, The Effects Of Echinacea Purpurea Dried Extract On Humoral Immune Response Of Broiler Chicks To Newcastle Vaccination, African Journal of Biotechnology Vol. 11(94), pp. 16095-16098
  7. Williamson, Elizabeth., Driver, Samuel., Baxter, Karen., 2009, Stockley’s Herbal Medicines Interaction, Pharmaceutical Press, London,  169,170
  8. Foster, S. 2005. Echinacea. University of Maryland Medical Centre
  9. sachin,a,s et al. 2007. evaluation of echinacea for the prevention of the common cold:a meta-analysis. Lancert Infect Dis (Review); vol 7:473
  10. Abebe , W., Herbal medication: potential for adverse interactions with analgesic drugs, Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics (2002) 27, 391–401
  11. Spelman , Kevin., 2012, The Pharmacodynamics, Pharmacokinetics,and Clinical Use of Echinaceae Purpurea, Continuing Education

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAMGINKGO BILOBA BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia,

MAKALAH TERAPI BAHAN ALAM

GINKGO BILOBA

 

BAB I

 

PENDAHULUAN

      Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestraikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotic maupun abiotik. Sumber daya abiotik meliputi jasad renik, flora, fauna serta biota laut, sedangkan sumber faya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup kekayaan/potensi yang ada didalamnya. Mengingat manfat keanekaragaman hayati tersebut bagi manusia sangat beragam seperti sebagai obat, kosmetik, pengharum, penyegar, pewarna, senywa model dan lain-lain, selain sebagai penghasil senyawa organic yang jenis dan jumlahnya hampir tak terhingga, tidaklah heran apabila banyak pihak, baik peneliti maupun pengusaha dalam dan luar negeri yang melirik sumber daya alam Indonesia tersebut(1).

      Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka, dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, khususnya dalam makalah ini yang dimaksud dengan obat alami adalah onaat asal tanaman. Obat alami dapat pula didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari alam, tanpa rekayasa atau buatan, bisa berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional, namun cara pembuatannya dipermodern. Apabila obat tersebu diperuntukkan bagi hewan maka obat alami tersebut diberi keterangan tambahan ‘untuk hewan’(1).

      Ketika manusia tergantung kesehatannya, harmoni kehidupan pun terganggu. Pada say inilah manusia membutuhkan obat untuk memulihakn kesehatannya. Berbicara mengenai obat alami, sumber penggunaan dapat ditelusuri dari budaya dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang diantaranya Ayurveda, Cina, dan Unani-Tibb. System ayurveda yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara menganut konsep pemulihan kesehatan berdasarkan pengambilan (restoras) dan menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan normal. System Cina yang berkembang di Cina, Jepan, Korea, dan Taiwan pada intinya menekan pada pengambilan hubungan fungsional yag dinamis antara organ tubuh. Sedangkansistem Unani-Tibb yang berkembang di Timur tengan berdasarkan konsep terapi sistematis(1).

      Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan tradisional belum di dokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan modern. Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk bahann penyedap hingga bahan baku industry obat-obatan dan kosmetika. Namun, di dalam system pelayanan kesehatan, kenyataan peran obat-obat alami tersebut telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan Ginkgo Biloba sebagai herbal untuk membantu daya ingat (memori) dan  membantu pengobatan alzaimer. Penggunaan Ginkgo Biloba sebagai salah obat herbal telah terbukti berdasarkan pengalaman empiris. Oleh sebab itu pembuatan makalah ini didasarkan pada pembuktian penggunaan Ginkgo Biloba yang telah meluas pada masyarakat(1).

 

BAB II

  1. Sejarah

Asal usul Ginkgo biloba berawal dari 150 -250 juta tahun yang lalu. “Ginkgo (berasal dari Cina Yin-Kuo, yang berarti “perak aprikot”) biloba (mengacu pada two-lobed, daun berbentuk kipas),  daun berasal dari yang Pohon maidenhair, yang diyakini hidup 2.000 hingga 4.000 tahun. Sifat obat GB telah ditelusuri  sekitar 5.000 tahun di Cina kuno, di mana penyembuh Chen Noung (2767-2687 SM) menggambarkan sifat obat pertama yang ada di  Farmakope(2).

Ginkgo Biloba banyak tumbuh didaerah Cina, dan sekarang dibudidayakan Amerika Utara Tumbuh di alam liar, didaerah hutan gugur dan lembah dengan tanah yang memiliki pH 5,0-5,5 dengan drainase air yang baik Ginkgo biloba mempunyai khasiat sebagai peningkat daya ingat (memory), mengurangi depresi, mengurangi simptom dementia, dan memperlancar sirkulasi darah Bagian yang digunakan untuk ekstrak adalah daun dan batang(2).

 

 

  1. Klasifikasi(3)

Kingdom : plantae

Division : Ginkgophyta

Class : Ginkgoopsida

Order : Ginkgoales

Family : Ginkgoaceae

Genus : ginkgo

Spesies : Ginkgo Biloba

Binominal name :  Ginkgo Biloba L.

 

  1. Efek Farmakologi

Zat utama ginkgoflavono glikosida yang dikandung ginkgo adalah suatu antioksidan kuat dengan sasaran jaringan otak untuk membantu kerja otak. Meningkatkan aliran darah dengan mengurangi kekentalan darah dan meningkatkan pembentukan eritrosit  Menghambat faktor aktivasi trombosit yang didominasi oleh ginkgolide B yang mengahasilkan penghambatan agregasi platelet, aktivasi trombin, dan fibrinolisis(4).

Sebagai antioksidan, prinsip dasar di balik terapi aksi ekstrak daun Ginkgo pada penyakit kronis (seperti sebagai penyakit neurodegenerative, penyakit jantung dan kanker) telah difokuskan pada sifat antioksidan. Mekanisme yang diusulkan 2 tindakan yang (1) secara langsung menangkap radikal bebas dan (2) secara tidak langsung menghambat pembentukan radikal bebas. Ekstrak daun Ginkgo dapat menangkap spesies oksigen reaktif (ROS) seperti hidroksil radikal (OH ˙), peroxyl radikal (ROO ˙), anion superoksida radikal (O2 – ˙), oksida nitrat radikal (NO ˙), hidrogen peroksida (H2O2), dan spesies ion ferryl(5).

Ekstrak daun ginkgo juga dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan seperti superoksida distmutase (SOD), glutation peroksidase,katalase, dan / atau heme oxygenase-1-, sehingga secara tidak langsung memberikan kontribusi sebagai antioksidan. Ia telah mengemukakan bahwa ekstrak daun ginkgo meningkatkan ekspresi enzim mitokondria seperti NADH dehidrogenase, yang dapat mempengaruhi generasi ROS dalam mitokondria. Ini adalah perlindungan terhadap uncoupling fosforilasi oksidatif, sehingga meningkatkan kadar ATP mengatur metabolisme energy(4).

Konstituen utama terlibat dalam semua tindakan ini adalah flavonoid (Quercitin dan kaempferol) dan terpenoid (ginkgolides dan bilobalide),dimana masing-masing memberikan kontribusi sifat antioksidan berbeda. Flavonoid diketahui menjalankan efek mereka melalui penghambatan siklooksigenase-2 enzim, yang merupakan bagian dari sintesis prostaglandin, dan penghambatan dikenal untuk mengurangi usus karsinogenesis. Bilobalide tersebut meningkatkan kegiatan dari enzim antioksidan (SOD dan katalase) dan meningkatkan viabilitas sel. Namun, proanthocyanidins (hadir di sekitar 7% dalam daun Ginkgo ekstrak) yang ada di seluruh ekstrak daun mengikat protein dan menonaktifkan enzim antioksidan seperti katalase, glutation peroksidase,dan laktat dehidrogenase (Pietri dan lain-lain 1997a). Oleh karena itu,kehadiran proanthocyanidins ini dapat menghambat antioksidan efek dari ekstrak daun Ginkgo(6).

Pencegahan penyakit neodegeneratif, Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang semakin memburuk intelektual kapasitas berbagai domain otak, terutama dengan penuaan. Penyakit Alzheimer mempengaruhi sekitar 4% dari populasi lebih dari 65 dan 20% dari mereka lebih dari 80. Penelitian kini telah menemukan kaitan antara Penyakit Alzheimer dan deposisi amiloid beta peptida (AA). AA adalah polipeptida dengan 39-43 residu asam amino dan komponen utama dari plak senilis dan deposit amyloid vaskular dari otak pasien yang menderita penyakit fromAlzheimer itu. Ginkgo ekstrak daun diketahui menghambat pembentukan AA dari β-amyloid prekursor protein (APP), sebuah proses penting dalam patogénesis Penyakit Alzheimer(7).

Pembentukan amiloid protein prekursor telah secara tidak langsung terkait dengan kolesterol tinggi tingkat. Telah mendalilkan bahwa penghambatan AA adalah melalui kemampuan ekstrak daun Ginkgo untuk bersaing dengan gratis kolesterol untuk interaksi dengan AA dan dengan demikian menurunkan mereka agregasi atau, daun Ginkgo ekstrak menghambat akumulasi ROS disebabkan oleh AA (khususnya flavonol Quercitin) dan juga mengurangi neuron apoptosis, di mana apoptosis dianggap salah satu penyebab utama untuk neurodegenerative penyakit dan dengan demikian membantu untuk meringankan penyakit Alzheimer(7).

Ginkgolide B bilobalide dilaporkan menghambat apoptosis diinduksi oleh staurosporine (obat antikanker alkaloid) dan kekurangan serum. Bilobalide juga mencegah DNA fragmentasi akibat radikal hidroksil β-amyloid dan hidrogen peroksida. Selain itu, Ginkgo daun juga telah dilaporkan untuk meningkatkan aliran darah otak oleh sekresi norepinefrin merangsang dan meningkatkan rentang hidup dalam studi tertentu tikus yang diberi perlakuan kronis dengan EGB 761, karena tindakan antioksidan dalam mengurangi stres oksidatif dan produksi radikal bebas. Ekstrak daun ginkgo dikenal untuk meningkatkan keluhan memori baik.Menggunakan EGB 761 dengan dosis 100 mg / kg dan perbaikan ditemukan memori spasial dan nonspatial diuji pada tikus dengan menggunakan labirin dan uji pengenalan obyek. Tidak hanya itu EGb761 bertanggung jawab untuk perbaikan respon memori tetapi juga dilaporkan untuk meningkatkan respon efek retrieval.Similar pada peningkatan kognisi,kehilangan memori, atau perbaikan aliran darah yang mungkin bermanfaat bagi Alzheimer penyakit, vertigo, disleksia, dan gangguan neuropsikiatri lainnya dipamerkan di sejumlah uji klinis manusia menggunakan Ginkgo Ekstrak daun(8).

Namun, yang lain menunjukkan tidak ada manfaat Ekstrak daun ginkgo pada fungsi kognitif atau memori. Meskipun ada tubuh bukti yang menunjukkan efek berpotensi menguntungkan Ginkgo ekstrak daun pada penyakit neurodegenerative, itu masih belum konklusif apakah daun Ginkgo suplementasi ekstrak dapat meningkatkan kognitif fungsi pada manusia. Efek kardioprotektif, Iskemia, gangguan sirkulasi darah adalah kondisi yang mendasari umum jantung dan otak penyakit pembuluh darah. Selama serangan iskemik, ada peningkatan pelepasan radikal bebas dan peroksidasi lipid menyebabkan jaringan kerusakan dan mengakibatkan penyakit kronis(8).

Kardioprotektif efek ekstrak daun Ginkgo adalah melalui antioksidan, antiplatelet aktivitas dan peningkatan aliran darah melalui pelepasan nitrat oksida dan prostaglandin.Menunjukkan bahwa konsumsi Ginkgo ekstrak daun sebelum operasi jantung membantu dalam mengurangi reperfusi diinduksi peroksidasi lipid dan mencegah penipisan askorbat, jaringan nekrosis, dan disfungsi jantung. Selain itu, mereka juga menunjukkan bahwa ginkgolide B mengurangi 50% sampai 60% dari produksi pascaiskemi menunjukkan bahwa hati reperfusi diobati dengan konstituen terpene saja pulih fungsional lebih baik daripada mereka treatedwith EGB 761. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa terpene konstituen kerentanan decreasedmyocardial untuk reperfusi iskemik(9).

Ekstrak daun Ginkgo juga dikenal untuk meningkatkan darah koroner mengalir melalui aktivitas antiplatelet (oleh ginkgolide B) dan dengan meningkatkan fungsi kontraktil yang disebabkan peningkatan pelepasan katekolamin dari cadangan jaringan hati endogen oleh flavonoid (Quercitin, kaempferol, dan isorhamnetin). Efek antikanker, Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan tidak terkendali pembagian sel dan kemampuan sel-sel untuk menyerang lain jaringan. Penyakit ini berasal dari mutifactorial yang melibatkan perubahan dalam ekspresi gen dan penyimpangan dalam jalur sinyal sel. Ekstrak daun ginkgo diketahui untuk menunjukkan tindakan chemopreventive di berbagai tingkat dengan antioksidan, sifat antiangiogenic, dan pengaruh ekspresi gen(9).

Kemampuan ekstrak antioksidan Daun Ginkgo yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan toleransi seluler stres oksidatif  mengurangi angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah yang diperlukan untuk tumor metastasis. Oksida nitrat (NO) yang terlibat dalam perkembangan kanker juga tampaknya diselesaikan melalui terpenoid dari ekstrak daun Ginkgo dengan mengubah ekspresi enzim NO sintase. Selain itu,Ekstrak daun ginkgo diketahui terlibat mempengaruhi ekspresi gen dalam proliferasi sel, diferensiasi sel, dan apoptosis pada tingkat mRNA pada payudara dan model kanker kandung kemih, sehingga memberikan efek antikanker.Efek pada modifikasi stres, mood dan memori, sindrom Kecemasan seperti stres, suasana hati, dan depresi menjadi umum di dunia modern(10).

Komplementer dan alternatif pengobatan menjadi populer sebagai pengobatan profilaksis dan atau terapi untuk gejala-gejala ini. Stres melibatkan kenaikan tingkat glukokortikoid, dan disfungsi memori berikutnya,peningkatan kecemasan, imunitas menurun, gangguan saluran pencernaan, infark miokard, atau efek seperti peningkatan kewaspadaan. Karena suasana hati dan emosi yang berkaitan dengan stres, efek ekstrak daun Ginkgo mungkin mengakibatkan meningkatkan mood, sehingga mengakibatkan aktivitas antidepresan. Penurunan Ginkgolides A dan B kapasitas pengikatan ligan, protein, dan ekspresi mRNA perifer benzodiazepine reseptor (PBR) yang menyebabkan penurunan sintesis kortikosteroid dan selanjutnya tingkat sirkulasi glukokortikoid.Memori meningkatkan efek Ginkgo Ekstrak daun melalui pencegahan degenerasi neuron dibahas di bagian sebelumnya pada pencegahan neurodegenerative penyakit(10).

 

  1. Mekanisme Aksi
  • Efek vasodilator : GBE pontensial meningkatkan konsentrasi norephineprin dan menyebabkan konstriksi  Ca2+ dependent yang diisolasi di aorta dan vena cava, serta menunjukkan efek konstriksi dan vasodilator pada pembuluh darah(11).
  • Efek metabolisme : GBE meningkatkan uptake glukosa dan sintesis glikogen pada sel otot halus(11).
  • Antiplatelet activating  factor activity : menghambat aktivasi platelet dengan meningkatkan endothelium-derivet thrombolytics (contoh : NO dan prostasiklin) (11).
  • Agen antioksidan : GBE menginduksi penghancuran berbagi radikal bebas, termasuk OH-, O2-, radikal diphenilpicrylhydrazil, dan radikal adriamycy(11)l.
  • Central effect : efek reseptor/transmitter seperti pada penghambatan radikal bebas, modulasi metabolik, antagonis PAF, menghambat MAO dan COMT, antagonis alpha, modulasi reseptor densitas, dan menghambat sintesis NO(11).
  • Memperlancar aliran darah otak(11).
  • Efek reserptor atau transmitter : meningkatkan induksi norephineprin, densitas alpha-2 reseptor, asetilkolin muskarinik,  densitas reseptor serotonin, dan penurunan densitas beta-adrenoreseptor(11).

 

  1. Hasil Uji Klinis(12)
  • Perbaikan gejala asma
  • Peningkatan fungsi kognitif pada dementia
  • Perbaikan simptomatik tinnitus
  • Peningkatan disfungsi seksual
  • Perbaikan pada aliran darah arteri mata pada pasien normal/sehat Peningkatan AMD, retinopati diabetes, retinopati hipertensi,  dan glaucoma
  • Interaksi dengan herbal atau obat lain
  • Efek samping obat

 

  1. Dosis(12)
  • The Physician’s Desk References (PDR) for Herbal Medicines menganjurkan penggunaan Ginkgo Biloba sebagai dietary suplement dengan dosis 120 mg ekstrak kering dengan dosis terbagi
  • Hasil penelitian menunjukkan dosis yang umumnya digunakan adalah 120-130 mg/d, dengan durasi 3-12 minggu.
  • Perawatan selanjutnya diteruskan hingga 4-6 bulan bila diperlukan , misalnya untuk indikasi gangguan ingatan, kejiwaan, atau fungsi fisiologis.

 

  1. Farmakokinetika(2)
  • Absorbsi

Absorbsi kurang lebih 60%. Berdasarkan data spesifik darah, farmakokinetik GB memiliki karateristik model 2 kompartemen dengan fase orde satu dan t½ 4,5 jam.

  • Distribusi

adanya hubungan radioaktif dengan plasma terus bertahap hingga mencapai 48 jam. Aktivitas spesifik pada pasangan eritrosit yang ada di plasma yang didapatkan.

  • Metabolisme

level aktivitas mencapai puncak pada 1,5 jam.

  • Eksresi

21 % dieksresikan lewat urin dan 29% dieksresikan lewat feses

 

  1. Sediaan
    1. Nama produk Memory Ginkgo Biloba

Produsen yang mengeluarkan adalah SIDOMUNCUL Herbal

Komposisi :  Ekstrak Ginkgo biloba Folium 60 mg terstandarisasi 24% ginkgoflavon glikosida dan 6% Terpenoida.

 Manfaat :

  1. 1.      Meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kewaspadaan.
  2. 2.      Memperlancar peredaran darah.
  3. 3.       Mencegah penyumbatan pembuluh darah arteri/stroke.
  4. 4.      Meningkatkan fungsi pendengaran, membantu pengobatan vertigo dan tinitus.

 

Mekanisme kerja :

  1. Dapat menetralkan radikal bebas sehingga dapat mencegah kerusakan dinding pembuluh darah bahkan menambah elastisitas dinding pembuluh darah.
  2. Ginkgolida B yang terkandung dapat mencegah pengentalan darah sehingga meningkatkan kelancaran aliran darah otak maupun perifer, meningkatkan penyediaan oksigen maupun nutisi dalam darah. Karenanya efektif mengatasi kemunduran otak, seperti sulitnya berkonsentrasi dan daya ingat, kurang percaya diri, kelelahan serta kurangnya kebugaran.

 

Keunggulan Memory :

  1. Menggunakan bahan alami terstandarisasi dan kapsul halal.
  2. Diproduksi di pabrik dengan standar GMP (Good Manufacturing Practice).
  3. Dianalisis pada laboratorium yang telah terakreditasi.
  4. Terdaftar pada POM. TR. 092303851.
  5. Tidak mengandung gula, ragi, penyedap, pewarna, dan zat pengawet.

 Aturan minum : 2 x sehari @ 1 kapsul sesudah makan atau sesuai petunjuk dokter.

Perhatian :

  1. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.
  2. Semua produk dengan kandungan Ginkgo biloba tidak dianjurkan dikonsumsi bersama-sama dengan Acetaminofen atau obat-obat yang berfungsi mengencerkan darah.

 

 Kemasan : Botol plastik isi 30 kapsul transparan.

 

Harga : Rp. 55.000

 

  1. Nama produk Ginkgo Boloba

Diproduksi oleh Medfarm RM39

Penelitian ilmiah mendokumentasikan kemampuan Ginkgo untuk mempertahankan sirkulasi perifer ke lengan, kaki dan otak.

Ginkgo Biloba terdiri dari herbal berkualitas tinggi standar mengandung 24% Ginkgo flavon Glikosida.

Cara kerjanya: Asupan yang direkomendasikan adalah antara 120mg dan 240mg ginkgo (standar mengandung 6% terpene lakton dan 24% flavon glikosida) per hari, umumnya dibagi menjadi dua atau tiga bagian. Gingko Biloba dalam sediaan 30mg tablet.

 

 

  1. Nama produk : Thomson Activated Ginkgo Extract

Diproduksi oleh : Thomson, Thomson Activated Ginkgo Extract

Pack Size : 500’s Tablets ,120’s Tablets, 30’s Tablets

Dosage 3 to 6 tablets daily in divided dose.

 

 

  1. Nama Produk : Ginkgo biloba tincture

Diproduksi oleh Biofer

Manfaat : Tingtur Ginkgo biloba memiliki efek menguntungkan pada memori dan mental kesejahteraan. Pemakaian 3 x 20 sampai 40 tetes per hari dalam sedikit air atau jus buah. Ginkgo biloba hydroalcoholic ekstrak 100% (alkohol *, ginkgo (daun) *, air)* Budaya organik.

 

 

  1. Nama produk: Cerebrovit Ginkgo

Produsen : Kalbe Farma

Dosis : 1 kali/hari, 10 kapsul 1 blister

Indikasi : Pencegahan kekurangan vitamin dan mineral dan untuk melancarkan aliran darah dalam otak untuk meningkatkan fungsi kognitif daya ingat.

Peringatan : Tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 12 tahun. Tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin.

Komposisi:

–          Gingko biloba extract 40 mg

–          L-Glutamic Acid 200 mg

–          Thiamine HCl 5 mg

–          Riboflavin 2 mg

–          Pyridoxine HCl 2 mg

–          Cyanocobalamine 1,5 mg

–          Niacinamide 5 mg

–          Ca-Pantothenate 2 mg

–          Ascorbic Acid 25 mg

–          Iron as Ferrous Sulfate 5 mg

–          Copper as copper Sulfate 100 mg

–          Zinc as Zinc Oxyde 100 mg

–          Magnesium as Magnesium Sulfate 3,5 mg

–          Calcium as Calcium Carbonate 15 mg

–          Phosphorus as Sodium Phosphat 10 mg

–          Iodine as Potassium Iodine 100 mg

–          Cobalt as Cobalt Chloride 100 mg

–          Manganese as Mangan Chloride 500 mg

–          Molybdenum as Sodium Molybdate 100 mg.

 

  1. BAB III

Review Jurnal

  1. Judul jurnal

Review Article : Ginkgo Biloba Extract : Mechanism and Clinical Indications(2).

 

  1. Latar Belakang Jurnal

Tujuannya yaitu untuk mengkaji dan memberikan informasi terkait mekanisme aksi sintesis, Indikasi klinis dan keamanan Ekstrak Ginkgo biloba yang kemungkinan memiliki peran dalam mengobati gangguan ingatan, pengaturan kognitif, Aktivitas sehari-hari , edema, inflamasi, Toksisitas radikal bebas yang berhubungan dengan trauma cedera otak, Alzheimer, demensia, stroke dan penuaan(2).

 

  1. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari Studi empiris, review beberapa artikel dan jurnal, bab dan mengidentifikasi beberapa database dan jurnal yang berasal dari Medline, the research Council for Complementary medicine based on the British Library database and Psychinfo Ginkgo biloba , Egb 761, Tanakan ,  Tebonin, Rokan and LI 1370 were the principal index terms. Studi seleksi dan ekstraksi data berasal dari studi kontrol klinis , baik yang memberikan efek negative ataupun positif . studi ini juga menggambarkan studi aktivitas pada hewan(2).

  1. Metode Percobaan

Metode percobaan Penelitian ini menggunakan sebanyak 188 total penelitian yang berasal dari manusia, hewan dan secara in vitro (2).

  1. Faktor Inklusi  ( subyek manusia ) (2)

–          Pasien Geriatri ( usia 48-52 tahun )

–          Pasien yang mengalami gangguan seperti Alzheimer, Penuaan, Cerebral Insufficiency, stroke aneurismal, gangguan Vestibular

  1. Faktor ekslusi(2)

–          Pemberian dosis yang berbeda – beda pda setiap penyakit dan lamanya jangka waktu terapi obat .

 

  1.  Hasil

Ginkgo biloba memperlihatkan efek klinis bagi pasien dengan gejala neurologis terkait penyakit seperti Alzheimer, Trauma otak, stroke, Penuaan normal , edema, tinnitus, dan degenerasi macula. Mekanisme aksi yang terlibat seperti Antioksidan, neutransmitter/ reseptor modulator , dan factor agen antiplatelet(2).

 

  1. Keamanan

Keamanan : Pada umumnya Ginkgo biloba aman dan tidak menunjukan adanya efek samping akibat interaksi obat . telah ditunjukan bahwa ginkgo biloba memiliki efek yang sinergis saat dikombinasikan dengan MAO ( monoamine Oxidase ) Inhibitor, karena ginkgo biloba sebagai factor aktivasi platelet menjadi hal yang harus diperhatikan ketika digunakan bersama antikoagulan(2).

 

Daftar Pustaka

(1)         Wijesekera, R.O.B., 1991, Plant-Derived Medicines and Their Role in Global Health in the Medicine Plant Industry, Wijesekera Ed., C.R.C. Press, Inc. Florida

(2)         Diamond, J Bruce et all.2000.Ginkgo biloba Extract: Mechanisms and Clinical Indications. Arch Phys Med Rehabil 2000;81:668-78

(3)         Ramassamy C, Longpre F, Christen Y. 2007. Ginkgo biloba extract (EGb 761) in Alzheimer’s disease: is there any evidence? Curr Alzheimer Res 4:253–62.

(4)         Amri H, Ogwuegbu SO, Boujrad N, Drieu K, Papadopoulos V. 1996. In vivo regulation of peripheral-type benzodiazepine receptor and glucocorticoid synthesis by Ginkgo biloba extract EGb 761 and isolated ginkgolides. Endocrinology 137:5707–18.

(5)         Song W,Guan HJ, Zhu XZ, Chen ZL, YinML, Cheng XF. 2000. Protective effect of bilobalide against nitric oxide-induced neurotoxicity in PC12 cells. Acta Pharmacol Sin 21:415–20.

(6)         Mahady GB. 2002. Ginkgo biloba for the prevention and treatment of cardiovascular disease: a review of the literature. J Cardiovasc Nurs 16:21–32.

(7)         Smith JV, Luo Y. 2003. Elevation of oxidative free radicals in Alzheimer’s disease models can be attenuated by Ginkgo biloba extract EGb 761. J AlzheimersDis 5:287–300.

(8)         Watanabe K, Kawamori T, Nakatsugi S, Wakabayashi K. 2000. COX-2 and iNOS, good targets for chemoprevention of colon cancer. Biofactors 12:129–33

(9)         Pietri S, Maurelli E, Drieu K, Culcasi M. 1997a. Cardioprotective and anti-oxidant effects of the terpenoid constituents of Ginkgo biloba extract (EGb 761). J Mol Cell Cardiol 29:733–42.

(10)     DeFeudis FV, Papadopoulos V, Drieu K. 2003. Ginkgo biloba extracts and cancer: a research area in its infancy. Fundam Clin Pharmacol 17:405–17

(11)     Sagar SM, Yance D,Wong RK. 2006. Natural health products that inhibit angiogenesis: a potential source for investigational new agents to treat cancer-Part 1. Curr Oncol 13:14–26.

(12)     Mahadevan, S., Park, Y., 2007, Multifaceted Therapeutic Benefit of Ginkgo Biloba L., : Chemistry, Efficacy, Safety, and Uses, Journal of Food Science Vol. 23, No. 7:14-19

KAVAAkar tanaman Kava digunakan untuk memproduksi minuman yang

KAVA

Akar tanaman Kava digunakan untuk memproduksi minuman yang bersifat sebagai penenang dan obat bius. Kava dikonsumsi di seluruh Samudra Pasifik merupakan budaya Polinesia, termasuk Hawaii, Vanuatu, Melanesia dan beberapa bagian Mikronesia. Kava dikonsumsi untuk bersantai tanpa mengganggu kejernihan mental. Bahan aktif yang disebut kavalactones. Sebuah tinjauan sistematis oleh Cochrane Collaboration terbukti bahwa kava lebih efektif daripada plasebo untuk mengobati kecemasan sosial jangka pendek. Efek samping dari penggunaan kava ini adalah hepatotoksik. Hepatotoksisitas kava mungkin terjadi karena kontaminasi dengan aflatoksin atau hepatotoxins cetakan lainnya, tapi hal ini memerlukan studi lebih lanjut. Kava kava produk ekstrak dari akar tropis semak Piper methysticum ini pada awalnya digunakan untuk minuman seremonial di Pasifik Selatan dan saat ini digunakan sebagai produk herbal sebagai alternatif untuk obat anti-kecemasan.

 Kava memiliki sifat psikoaktif dan anti-ansietas ringan. Ini telah menjadi penyegaran cair populer dengan Kepulauan Pasifik dalam perayaan tradisional untuk 3000 tahun terakhir. Kava efektif untuk mengobati penyakit seperti kram, sakit kepala migrain dan tapi terbaik dari semua, itu membuat pikiran aktif sebagai rileks tubuh. Berdasarkan banyak percobaan Eropa terkontrol secara acak, kava menjadi berkhasiat untuk kegelisahan ringan atau stres. Kemanjuran kava relatif dibandingkan dengan dosis biasa obat anxiolyric farmasi tidak diketahui. Menggunakan dan Manfaat ekstrak kava biasanya digunakan sebagai produk herbal di Amerika Utara untuk kegelisahan, stres, ketegangan, dan insomnia (1).

  1. I.                  
     
       

    FARMAKOLOGI DAN FARMAKODINAMIK KAVA

Kandungan kimia aktif kava adalah kavalakton, terutama kavain, dihydrokavain, yangonin, dimethoxyyangonin, methysticin, dan dihydromethysticin (Gambar di atas). Kavalakton ​​melewati sawar-otak dan memberi efek penenang. Mekanisme adalah Kavalakton adalah dengan ​​meningkatkan ikatan reseptor GABA di kisaran mikromolar rendah, melalui mekanisme non-benzodiazepine. Kavalakton ​​juga memblok tegangan-gated Na + dan Ca2 + channel dalam konsentrasi mikromolar. Selanjutnya, kava lakton berinteraksi dengan sistem monoamine dengan menghalangi reuptake norepinefrin dan menghambat MAOB.

Umumnya efek depresan sistem saraf kavalakton terjadi melalui tindakan pada GABA dan Na + dan Ca2 + channel, yang terjadi pada konsentrasi normal. Gabungan kavalakton, kavain dan dihydromethysticin, bertindak secara aditif untuk menghambat saluran Ca2 +. Namun, dikombinasikan GABAergic dan Na + / Ca2 + channel penghambatan cenderung menghasilkan aditif atau sinergis efek depresan. Misalnya,  Ca2 + channel blockers mempotensiasi efek penenang benzodiazepine (2).

 

  1. II.                DOSIS DAN EFEK TOKSIK KAVA

Untuk kava sendiri hanya digunakan untuk second line atau terapi terakhir, dan tidak dapat digunakan sebagai first line terapi. Dikarenakan kava disini hanya obat tradisional dan hanya bertindak untuk menyembuhkan gejala dan bukan penyakitnya. Dan yang berfungsi pada kava paling dominan adalah akarnya. Sebuah studi Cochrane pada tahun 2002 menegaskan kekhawatiran mereka akan efek ekstrak kava mengakibatkan toksisitas hati, maka kava telah dilarang dikonsumsi di beberapa negara termasuk Inggris, Jerman, Swiss, Prancis dan Kanada, tapi ternyata tidak di Amerika Serikat (3).

Sebuah pil kava biasanya mengandung 60 -150 mg kavalactones. Dosis kavalactones pada salah satu pasien adalah 18 gram per minggu selama empat sampai lima minggu. Surveilans klinis di Northern Territory, Australia lebih dari 20 tahun belum mendokumentasikan setiap kasus gagal hati fulminan disebabkan kava, meskipun dosis diperkirakan 10-50 kali dosis terapi yang dianjurkan (4).

Dosis yang diresepkan biasanya pada kava adalah 140 dengan 250 mg sehari-hari konstituen kava pyrone, dalam 2 sampai 3 dosis terbagi. Dalam penelitian di Eropa, dosis yang paling umum adalah 70 mg t. i. d. (210 mg setiap hari), tapi berkisar antara 60-210 mg per hari. Dalam kava merek US konten pyrone biasanya bervariasi antara 30 dan 55 . ekstrak Kava biasanya tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, dan bentuk cair.

  1. III.             INTERKASI DENGAN HERBAL ATAU OBAT LAINNYA

Penggunaan Kava jangka panjang adalah hepatoksik. Sehingga akan ada interaksi dengan obat yang jalur metabolismenya melalui hati (pro drug). Contoh obat : anti psikotik dan metoclopramide, jangan dicampur dengan obat benzodiazepam SSP. Karena dapat menyebabkan efek ekstrapiramidal. Ada juga interaksi antara : cimetidine dan terazosin. Beberapa interaksi yang merugikan dengan obat telah didokumentasikan, baik dengan resep maupun tidak. Contohnya antikonvulsan, alkohol, obat anti ansietas (SSP depresan seperti benzodiazepin), obat-obatan antipsikotik, levodopa, diuretik, dan obat-obatan dimetabolisme oleh hati (1).

 

  1. IV.             IKLAN PRODUK

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. V.                DAFTAR PUSTAKA
  2. Kava, kava plant for pharmacological derivates and for other use, From Wikipedia, the free encyclopedia, diakses tanggal 18 April 2013.
    1. Marcello Spinella, PhD, 2002, The Importance of Pharmacological Synergy in Psychoactive Herbal Medicines, Herbal Synergy vol 7 no 2
    2. Rolf Teschke,1 Jerome Sarris,2,3 Xaver Glass4 & Johannes Schulze4 , 2010, Kava, the anxiolytic herb: back to basics to prevent liver injury, British Journal of Clinical Pharmacology
    3. Anthony Rowe, Lillian Yuan Zhang, and Iqbal Ramzan, 2011, Toxicokinetics of Kava, Hindawi Publishing Corporation, Advances in Pharmacological Sciences, sydney